"Uji klinisnya cepat karena kerjasama dengan TNI AD, satu klaster barunya itu Secapa AD di Bandung. Jadi syaratnya 600 orang, ternyata lebih 700 orang yang sudah mengikuti uji klinis tahap ketiga," sambungnya.
Baca Juga: Indonesia Masih Berperang saat 75 Tahun Merdeka, Anies Baswedan: Covid-19 Jadi Musuh Tak Terlihat
Sebagai informasi, Rektor Universitas Airlangga M Nasih sebelumnya telah meminta semua pihak mendukung agar obat kombinasi Covid-19 temuan tim gabungan Unair, BIN, TNI AD. Bahkan, ia pun meminta BPOM bisa segera mendapatkan izin produksi dan izin edar.
Nasih merasa, obat itu memang berasal dari kombinasi berbagai macam obat, tetapi BPOM menganggapnya sebagai sesuatu yang baru, bahkan bisa menjadi obat Covid-19 pertama di dunia.
"Tentu karena ini akan menjadi obat baru maka diharapkan ini akan menjadi obat Covid-19 pertama di dunia," pungkas Nasih.***