Baca Juga: Bulutangkis Asia : Meski Harus Angkat Koper dari Kejuaraan di Dubai, ini komentar Dejan
Hal itu terindikasi dari adanya wacana pemberlakuan sistem proporsional tertutup dalam Pemilihan Legislatif 2024. Selain itu, dinamika politik dalam beberapa pekan ini disebut sangat berpengaruh untuk Golkar dan Demokrat.
“Sistem proporsional tertutup apa terbuka kita tidak ingin demokrasi kita mundur jauh ke belakang karena perubahan sistem yang fundamental,” ucap AHY.
“Rasanya patut bagi dua partai ini untuk duduk bersama dan juga membicarakan berbagai kemungkinan yang bisa kita hadapi ke depan, tentu semangatnya adalah bagaimana Indonesia lebih maju, sejahtera, demokrasi, yang juga semakin berkeadaban,” katanya menambahkan.
Baca Juga: Bulutangkis Asia : Ginting Melaju ke Final setelah Memaksa Pemain Jepang Angkat Koper
Tak hanya itu, AHY mengungkapkan, Airlangga juga menyinggung soal eksploitasi politik identitas. Pihak Airlangga tak ingin ada eksploitasi politik identitas terjadi pada era sekarang.
“Tadi Pak Airlangga betul sekali mengingatkan kepada kita semua jangan sampai Pemilu 2024 ini seperti ada pembelahan atau benturan keras antara anak bangsa sendiri. Bukan hanya tidak sehat tapi juga berbahaya, dan banyak korban. Bukan hanya korban politik tapi juga korban jiwa,” kata AHY.
Ketua Umum Partai Demokrat ini pun sepakat dan menilai eksploitasi politik identitas dalam bentuk apapun tak bisa dibenarkan. AHYmenentang keras adanya bentuk aksi radikal apapun.
Baca Juga: Dihadiri Ratusan Jamaah, Ponpes Al Mizan Jatiwangi Majalengka Gelar Acara Lebaran Ketupat
Yang terpenting, dalam pertemuan tersebut Partai Demokrat dan Partai Golkar akhirnya memiliki filosofi bersama. Filosofi tersebut dibuat setelah kedua partai tersebut pernah bersama di pemerintahan pada 2004-2014.