SABACIREBON-Ganjar Pranowo disebut-sebut akan menjadi calon Presiden dengan tingkat elektroral tertinggi.
Elektabilitas Ganjar Pranowo, diyakini melebihi Elektablitas Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Survei terbaru lembaga Survei Charta Politica melengkapi hasil 2 lembaga survei sebelumnya, yakni Poltracking dan Sjaiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menempatkan Ganjar Pranowo, merupakan calon Presiden dengan tingkat elektabilitas tertinggi.
Baca Juga: Mengapa Pemda Provinsi Jabar Menyelenggarakan Kompetisi Inovasi
Alhasil Ganjar Pranowo disebut-sebut pantas menjadi calon Presiden, melebihi pilihan masyarakat terhadap calon lainnya, seperti Ridwan Kamil, Agus Harimurti Yudhoyono, Sandiaga Uno dan Puan Maharani.
Bahkan Ganjar Pranowo juga disebut-sebut memiliki masa atau pemilih yang memiliki tingkat ketetapan yang lebih tinggi dibandingkan calon lainnya.
Artinya, calon memiliki persentase tingkat ketetapan (tidak berubah lagi) yang lebih tinggi jika pemilih disodorkan nama lain sebagai calon alternatif.
Baca Juga: Pangeran Harry Terjatuh dari Kuda saat Bermain Polo
Menurut Direktur Eksekutif Charta Politica Indonesia, Yunarto Wijaya saat rilis hasil survei “Membaca Situasi Politik dan Konstelasi Elektoral Pascarakernas Projo, yang disiarkan di platform Zoom meeting, dipantau dari Jakarta, Senin (13/6).
Sebelumnya ia menyebutkan, angka elektabilitas Ganjar Pranowo ada di angka 36,5 persen, Prabowo di peringkat kedua dengan 26,7 persen, dan (Gubernur DKI Jakarta) Anies Baswedan 24,9 persen.
Angka itu memperlihatkan, tingkat keterpilihan atau elektabilitas Ganjar Pranowo sekitar 10 persen lebih tinggi dibandingkan dengan Prabowo Subianto.
Baca Juga: Liga Sepakbola Terkecil di Dunia, Pesertanya Cuma Ada Dua, Diakui oleh FIFA
Jadi, jaraknya (Ganjar-Prabowo) cukup besar. Melonjak hampir 10 persen di angka 9,8 persen ungkap Yunarto.
Menyusul di posisi keempat, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan elektabilitas sebesar 4,6 persen, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno di tempat kelima dengan 3,6 persen.
Hasil ini memperlihatkan, tentang perilaku dan preferensi pemilih yang makin menguat pada tiga nama yang dianggap sebagai papan atas.
Baca Juga: Inilah Jadwal Indonesia Open 2022, Pemain Indonesia dan Partai yang Diikutinya
Sebelumnya, Charta Politika Indonesia telah melakukan simulasi pemilihan presiden dengan sepuluh nama capres.
Uji kemantapan pilihan
Yunarto juga mengungkapkan, tentang survei lainnya, yakni menyangkut uji kemantapan pilihan.
Dari survei ini, Charta Politika Indonesia menguji terkait kemantapan pilihan dari para responden untuk melihat tingkat kemungkinan seorang pemilih mengubah pilihan mereka apabila calon lain menawarkan program yang lebih menarik.
Baca Juga: Indonesia Open 2022 : Keikutsertaan Marcus Gideon Sangat Bergantung Tim Dokter
Dari 31,2 persen responden yang merupakan pemilih Ganjar Pranowo, tutur Yunarto, sebesar 68,4 persen menyatakan kemantapan mereka untuk memilih Ganjar, sedangkan 29,4 persen lainnya masih mungkin berubah, dan 2,1 persen lagi mengatakan tidak tahu atau tak menjawab.
Lebih lanjut, dari 23,4 persen responden yang memilih Prabowo Subianto, sebesar 46,3 persen menyatakan kemantapan mereka, 49,1 persen masih mungkin berubah, dan 4,6 persen mengatakan tidak tahu atau tak menjawab.
Di sisi lain, dari 20 persen responden yang memilih Anies Baswedan, sebesar 54,6 persen menyatakan sudah mantap, 42,1 persen masih mungkin berubah, dan 7,1 persen tidak menjawab atau tak tahu.
Baca Juga: Ini Latar Belakang “Lightyear” Dilarang Tayang di Arab Saudi
“Yang tingkat kemantapannya masih di bawah 60 persen, ini biasanya yang disebut dengan potensi terjadinya swing voters atau pemilih yang masih bisa berpindah ketika lawan memberikan tawaran yang lebih menarik,” kata Yunarto.***