63 Negara sudah Terdampak Sub Varian Baru Omicron, Sejalan Kenaikan Kasus Covid 19

- 11 Juni 2022, 09:15 WIB
Kasus Covid 19 naik lagi. Apa karena temuan sub varian baru?./pikiran-rakyat.com
Kasus Covid 19 naik lagi. Apa karena temuan sub varian baru?./pikiran-rakyat.com /

SABACIREBON-Sub varian baru Omicron, yakni BA.4 dan BA.5 telah menyebar ke 63 negara.

Sub varian baru Omicron ini telah menyebabkan terjadi peningkatan kasus Covid 19, setelah sebelumnya sempat melandai.

Penemuan Sub varian baru Omicron ini dilaporkan oleh Global Initiative on Sharing All Inflenza Data (GISAID).

Baca Juga: Besok Persib Lawan Bali United, Umuh Sampaikan Pesan Ini Kepada Para Pemain dan Bobotoh

Di Indonesia  dilaporkan  kasus tren positif Covid selama  3 minggu terakhir, yang diikuti kasus aktif dalam 4 hari terakhir.

Namun tidak diketahui, seberapa banyak dari kasus ini merupakan sub varian baru Omicron kecuali penemuan yag di Bali.

Sub varian baru Omicron BA.4 ditemukan ditemukan di 58 negara, dengan squencing terbanyak di Afrika Selatan, Amerika Serikat, Inggris, Denmark dan Israel. Di 58 negara ini terdapat 6903 kasus.

Baca Juga: Jenazah Eril Ditemukan Guru Geraldine Berdie yang Biasa Pergi Ngajar Jalan Kaki

Sedangkan Sub varian baru Omicron BA.5 menyebar ke 63 negara, dengan squencing (8.687 kasus) terbanyak di Amerika Serikat, Portugal, Jerman, Inggris dan Afrika Selatan.

Juru icara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril dalam konferensi Pers Virtual di Jakarta Jumat mengatakan sub varian baru Omicron memiliki daya penularan lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.

Namun, sub varian baru ini, tidak memiliki daya sakit yang lebih besar atau tingkat keparahan yang lebih tinggi (berat). 

Baca Juga: Sebelum Adzani Eril Kang Emil Bertanya pada Ulama Swiss

"Ini bukan berarti kita tidak waspada terhadap sub varian baru Covid 19 ini," tegas Syahrir,  Sehingga masyarakat tidak was-was.

Justru menurut Syahrir, masyarakat  tetap harus waspada mengingat subvarian baru Omicron itu memiliki kemampuan untuk menurunkan terapi antibodi monoklonal serta mampu untuk menghindar atau lolos dari kekebalan yang sudah ada pada seseorang, baik dari vaksinasi atau secara alamiah.

Yang mungkin perlu kita di waspadai, immune escape. Sub varian baru ini mampu  menghindar dari imunitas seseorang.  Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
 

 

 
Oleh karena itu  Syahril meminta masyarakat untuk tetap waspada mengingat subvarian baru Omicron itu memiliki kemampuan untuk menurunkan terapi antibodi monoklonal serta mampu untuk menghindar atau lolos dari kekebalan yang sudah ada pada seseorang, baik dari vaksinasi atau secara alamiah.

Sementara itu,  Satgas Covid melaporkan,  terjadi kenaikan tren kasus positif Covid selama  3 minggu terakhir, yang diikuti kasus aktif dalam 4 hari terakhir.
 
Padahal selama 3 bulan berturut turut  sejak gelombang Omicron, kasus positif berhasil dipertahankan pada titik yang stabil. 
 
"Protokol kesehatan jangan diabaikan. Itu menjadi upaya pertama, disamping vaksinasi.  Kita tidak ingin ada lonjakan kasus lagi seperti varian Delta maupun Omicron sebelumnya," tambah Syahrir. Sehingga menurut Syahrir, adanya pelonggaran memakai masker di luar ruangan terbuka akan dievaluasi apabila ada peningkatan kasus karena subvarian baru itu.
 
Dalam laporan terbaru Satgas Covid, terdapat 5 Propinsi yang mengalami peningkatan kasus Covid. Lima Propinsi itu sebagai penyumbang  terttinggi kenaikan kasus aktif.
 
DKI Jakarta mengalami kenaikan kasus sebesar 30 persen. Banten naik38 persen, Jawa Barat naik 18 persen, Yogyakarta naik 45 persen dan Jawa Timur naik 37 persen.***

 
 
 

 

Editor: Aria Zetra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x