Dunia Sedang Hadapi Krisis Energi, Pangan dan Keuangan, Indonesia Harus Respon Tepat Waktu

- 24 Mei 2022, 17:41 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan tentang tiga ancaman yang dihadapi dunia. Krisis energi, pangan dan keuangan./pikiran-rakyat.com
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan tentang tiga ancaman yang dihadapi dunia. Krisis energi, pangan dan keuangan./pikiran-rakyat.com /

 

SABACIREBON-Konflik Rusia dan Ukraina telah memperparah situasi geopolitik dunia.Konflik itu dikhawatirkan menimbulkan berbagai ancaman. Dunia akan menyaksikan krisis energi, pangan dan keuangan.
 
Menteri Keuangan Sri Indrawati Mulyani mengingatkan itu.
 
Berbicara dalam rapat Paripurna DPR RI Selasa, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menangkap sinyal itu.
 
 
Lembaga ini akhirnya membentuk sebuah grup untuk mengantisipasi tiga potensi krisis dunia yaitu energi, pangan, dan keuangan.
 
Indonesia diminta Menteri harus mampu merespons secara tepat waktu, tepat kualitas, dan tepat aksi terhadap berbagai potensi ancaman dunia.
 
Sangat nyata
Secara makro, gambaran ancaman itu, di representasikan Menteri sebagai ancaman besar. Dunia berpacu menghadapi ancaman, dari mulai; perubahan iklim, normalisasi kebijakan moneter dan pengetatan likuiditas.
 
Itu dinamika global yang terbentang dengan nyata.
 
 
Kenaikan inflasi yang terjadi saat ini adalah respon pasar atas kenaikan arga-harga komoditas. Ujungnya akan melemahkan daya beli. Nilai tukar rupiah tentu terdepresi. Hingga perlu menormalisasi kebijakan keuangan di bidang moneter.
 
Normalisasi kebijakan moneter dan pengetatan likuiditas ini telah menimbulkan disrupsi di seluruh dunia termasuk Indonesia. “Disrupsi rantai pasok yang muncul akibat meningkatnya geopolitik menjadi perhatian dan harus kita waspadai,” ujarnya, seperti dilaporkan Antara.

Sri Mulyani menegaskan Indonesia harus mampu merespons secara tepat waktu, tepat kualitas, dan tepat aksi terhadap berbagai potensi ancaman dunia.
 
Baca Juga: Di Malang, Seorang Mahasiswa Terduga Teroris Ditangkap Densus 88, Ikut Perencanaan Bom Bunuh Diri

Ia optimistis pemerintah akan mampu mengatasi gejolak global mengingat upaya yang telah dilakukan dalam menghadapi krisis seperti krisis kesehatan akibat pandemi COVID-19 mulai membuahkan hasil.
 
Tumbuh dengan kuat
Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam melakukan penanganan COVID-19 telah memberikan dampak positif yakni membangkitkan aktivitas ekonomi domestik.

Implementasi kebijakan makro fiskal melalui APBN yang responsif mampu membuat pemerintah merespon secara fleksibel dan sinergis dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi yang tidak mudah.
 
Baca Juga: Hari Ini Kawasan Pelabuhan Semarang Masih Tergenang Banjir Rob, Tingginya Mencapai 1,5 Meter

Ekonomi Indonesia mampu tumbuh di kisaran 5,01 persen pada triwulan dibandingkan China sebesar 4,8 persen, Jerman 3,7 persen, Korea Selatan 3,1 persen dan Singapura 3,4 persen.

Pertumbuhan yang kuat ini juga didukung oleh stabilisasi tingkat harga atau inflasi yang tercatat 0,95 persen (mtm) atau 3,47 persen (yoy) pada April 2022.

“Angka inflasi Indonesia masih dalam rentan target 3 plus minus 1 persen dan jauh di bawah inflasi di dunia yang bahkan ada yang mencapai double digit,” kata Sri Mulyani.***

 

Editor: Aria Zetra

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x