Sempat Menyesali Hidup, Pria Ini Dinikahi Wanita Cantik Jelita

- 24 April 2022, 07:47 WIB
Pemuda berkurangan secara fisik, Gennady Prutov (dududk) menikahi  Tatyana Prutova yang normal dan cantik. ditengah keluarga kedua mempelai saat upacara pernikahan mereka./tangkap layar
Pemuda berkurangan secara fisik, Gennady Prutov (dududk) menikahi Tatyana Prutova yang normal dan cantik. ditengah keluarga kedua mempelai saat upacara pernikahan mereka./tangkap layar /

KUN FAYAKUN  adalah tanda kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Saat Allah berkehendak terhadap terjadinya sesuatu, maka hal yang mustahil sekalipun akan terjadi.

Hal ini mengajarkan kita untuk selalu berusaha dan berdoa kepada Allah SWT terhadap segala sesuatunya, karena jika Allah SWT telah berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin.

Kebesaran Allah SWT itu, terjadi pada seseorang yang mengalami keterbatasan dalam hidupnya. Kisah tersebut, diulas oleh Jonih Rahmat alunni SMPN X Bandung yang juga memegang pesantren/yayasan anak yatim piatu di daerah Ciomas.
Bagaimana alkisahnya, berikut penuturannya.

"Belum berangkat, Pak?" Eddy, kawan satu lantai mengingatkan. Tadi siang, Senin, 21 Oktober 2013, pukul 12.30, saya masih berada di kantor.

Baca Juga: Inilah Nomor Telepon Darurat yang Perlu Diketahui Pemudik bila Gunakan jalanTol

Dia tahu bahwa penerbangan saya adalah pukul 14 lebih sedikit. Ia mengkhawatirkan, kalau-kalau temannya ini ketinggalan pesawat.

Segera saya menuju Bandara Soekarno-Hatta. Untung saja, Mang Endin, yang bawa mobil, sangat piawai mencuri-curi jalan, menyalip sana-sini, hingga tidak terlalu lama, kami sudah tiba di Bandara.

Saya mendapat tugas untuk menghadiri rapat koordinasi antara institusi tempat kami bekerja yang dikoordinasikan oleh kantor perwakilan dengan pemerintah daerah Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau; dan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang beroperasi di daerah itu.

Rapat akan diselenggarakan pada hari Selasa, 22 Oktober 2013 di Pulau Batam.

Penerbangan Jakarta-Batam dengan Garuda, seperti sering terjadi, delay sedikit.

Baca Juga: Galaxy Z Fold 4 Meningkatkan Tampilan yang Menarik

Di Hang Nadim, saya dijemput dan diantar ke tempat istirahat, sebuah penginapan nyaman yang berlokasi tak jauh dari pusat perbelanjaan Nagoya.

Saya hidupkan televisi. Pada chanel RT, tampak seorang lelaki sedang diwawancarai wartawan. Bahasa yang keluar dari orang yang diwawancarai tidak saya mengerti, tapi ada dubbing bahasa Inggrisnya. Agak ngertilah, walau sedikit.

Mata saya menatap wajah yang memenuhi layar tv itu. Rasanya saya sangat familier dengan tokoh yang muncul di kaca.

Agar penglihatan semakin jelas, siapa yang berada di teevisi itu, saya mendekatkan diri ke layar kaca. Apa iya dia? Tapi tidak mungkin karena bicaranya bukan bahasa Indonesia, Inggris, atau Jawa.

Baca Juga: Inilah 76 Parpol yang Lolos Verifikasi Badan Hukum, dan Syarat-syarat Jadi Peserta Pemilu 2024

Semula, saya bukan tertarik kepada beritanya, melainkan orang yang disorot secara close up oleh kameraman. Seorang sahabat asal Malang, Jawa Timur, menurut saya, sangat mirip dengan orang yang sedang bicara.

Ketika kamera mengambilnya dari jarak agak jauh; saat cakupan gambar lebih luas; semakin jelas dan pastilah, bukan dia. Karena, tokoh yang ada di televisi itu mempunyai kelainan fisik yang sangat menonjol.

Ia tidak bisa berdiri, apalagi berjalan kaki; sedangkan kawan dari Jawa Timur itu adalah seorang yang sehat, sangat energik, bahkan, rada-rada usil.

Rupanya, pemuda yang diwawancarai, adalah seorang pria berasal dari Belgorod, sebuah wilayah di arah baratdaya dari Moskow, berbatasan dengan Ukraina.

Baca Juga: BLACKPINK 'How You Like That' Capai 1 Miliar Tayang di Youtube

Harus dibantu 

Halaman:

Editor: Otang Fharyana


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x