Baju Bundo Kanduang tersebut ternyata memiliki makna dalam yakni, simbol dari pentingnya peran seorang Ibu dalam keluarga.
Busana tradisional Lintau, Tanah Datar, Sumatera Barat yang digunakan Puan Maharani tersebut biasanya digunakan hanya untuk acara adat seperti pernikahan, pengangkatan datuak dan lainnya.
Beberapa tokoh nasional juga terlihat menggunakan pakaian adat tradisional dari berbagai daerah, dan mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya dengan keberagamannya.
Didaulat sebagai pembaca teks Proklamasi membuat Puan Maharani merenungi perjuangan Bung Karno.
Puan Maharani berpendapat kalau tugas membaca teks Proklamasi yang 76 tahun lalu dibacakan Bung Karno memiliki makna tersendiri sebagai cucu Sang Proklamator.
Baca Juga: Profil Ardelia Muthia Zahwa, Pembawa Baki Sang Merah Putih Perwakilan Sumatera Utara
“Kakek saya (Bung Karno) saat itu didaulat membacakan teks Proklamasi dan 76 tahun kemudian cucu perempuannya didaulat membacakan teks yang sama,” ucap Puan Maharani.
Ketua DPR RI itu menekankan bahwa Proklamasi adalah bukti kemerdekaan bisa diraih saat bangsa Indonesia bersatu dengan memiliki cita-cita bersama.