Sinovac Dapat Izin Penggunaan dari WHO, Pakar: Efektif dan Aman, Jadi Tak Perlu Ada Keraguan

- 3 Juni 2021, 11:30 WIB
Ilustrasi vaksin. Sinovac resmi dapat izin penggunaan darurat dari WHO.
Ilustrasi vaksin. Sinovac resmi dapat izin penggunaan darurat dari WHO. /Pixabay/

PR CIREBON - Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama menyebut vaksin Sinovac efektif dan aman digunakan masyarakat.

Hal itu, katanya, berdasarkan persetujuan penggunaan darurat atau "Emergency Use of Listing" (EUL) dari WHO.

"WHO, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat dan European Medicines Agency (EMA) Eropa memang sejak awal menggunakan 'cut off' di atas 50 persen untuk persetujuannya," ujarnya kepada ANTARA, 3 Juni 2021, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com.

Baca Juga: Gandeng Shopee, Ridwan Kamil Resmikan Pembangunan Shopee Center Guna Mempercepat UMKM Jabar Go Digital

Tjandra mengatakan persetujuan WHO didasari atas hasil penelitian fase tiga skala besar di Brazil menunjukkan efikasi 51 persen mencegah Covid-19 bergejala.

Selain itu, Sinovac juga memiliki efikasi 100 persen mencegah Covid-19 pada pasien yang mengalami kondisi gangguan kesehatan berskala berat dan terhadap perawatan pasien di rumah sakit.

"Tentu sesudah disuntik dua kali," kata pria yang juga bergelar Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Baca Juga: Bahaya Merokok Untuk Perempuan: Lebih Tinggi Berisiko Alami Kanker Usus Besar daripada Perkok Pria

Tjandra menjelaskan, laporan WHO juga menuliskan data penelitian di Indonesia dengan efikasi 65,3 persen dan di Turki 83,5 persen terhadap Covid-19 yang bergejala.

"Juga disebutkan hasil penelitian pendahuluan pascapenggunaan di Chili dengan melibatkan sekitar 2,5 juta orang,” kata dia.

“Dengan perkiraan efektifitas 67 persen terhadap Covid-19 yang bergejala, 85 persen terhadap kemungkinan dirawat di rumah sakit dan 80 persen terhadap kemungkinan kematian," lanjutnya.

Baca Juga: Mohammed bin Salman dan Llyod Austin Diskusi Soal Akhiri Perang di Yaman, Komitmen Pertahankan Arab Saudi

Hasil penelitian pendahuluan di Manaus, Brazil, kata Tjandra, melaporkan bahwa vaksin Sinovac memiliki efektivitas 49,6 persen terhadap varian baru SARS-CoV-2 bernama P1.

"Setidaknya satu dosis penyuntikan," ujar dia.

Lebih lanjut, proses EUL terhadap produk vaksin memiliki sejumlah tahapan, di antaranya perusahaan vaksin akan mendaftar dulu ke WHO untuk mendapat EUL.

Baca Juga: Merasa Ada yang Janggal, Arie Kriting Ungkap Keresahannya Soal Duta PON XX Papua

Selanjutnya, akan dilakukan analisa ilmiah dan mendalam yang melibatkan Strategic Advisory Group of Expert (SAGE) on Immunization.

SAGE merupakan badan independen yang membantu WHO dari sudut kepakaran ilmiahnya.

Sesudah ada mendapat ‘lampu hijau’ dari SAGE, kemudian akan dianalisa lebih lanjut oleh Department of Registration and Prequalification WHO.

Baca Juga: Erdogan Beri Peringatan Iran Terkait Kurdi di Kamp Pengungsi: Berapa Lama Kita Harus Bersabar?

Tjandra mengatakan dampak EUL terhadap vaksin Sinovac dapat mendorong kegiatan vaksinasi Covid-19 yang lebih masif lagi di berbagai belahan dunia.

"EUL ini akan dapat digunakan dalam bantuan internasional multater, seperti COVAX. Kebetulan saya sebagai anggota Independent Allocation of Vaccines Group (IAVG) yang memang menyediakan vaksin bagi negara-negara yang membutuhkannya," katanya.

EUL dari WHO, kata Tjandra, dapat memberi bukti-bukti ilmiah yang cukup lengkap tentang vaksin.

Baca Juga: Demi Solidaritas Palestina, 600 Musisi Tanda Tangan Seruan Boikot Pertunjukan di Israel

Selain itu, dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan baku setiap negara untuk mengeluarkan Emergency Use of Authorization (EUA) untuk penggunaannya di negara mereka masing-masing.

"Keterangan saya ini untuk memastikan bahwa vaksin Sinovac ini efektif dan aman, jadi tidak perlu ada keraguan sama sekali," katanya.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah