Ratusan Umat Hindu di Belitung Peringati Hari Raya Nyepi 2021 dengan Sederhana di Tengah Pandemi

- 14 Maret 2021, 13:50 WIB
Ratusan umat Hindu di  Dusun Balitung Desa Pelepak Putih, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merayakan Hari Raya Nyepi 2021.*
Ratusan umat Hindu di Dusun Balitung Desa Pelepak Putih, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merayakan Hari Raya Nyepi 2021.* /ANTARA/Kasmono/

PR CIREBON - Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1943 atau Hari Suci Nyepi 2021 sedang dirayakan umat Hindu di Indonesia.

Di Dusun Balitung Desa Pelepak Putih, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, ada ratusan umat Hindu yang menjalani ‘Catur Brata Penyepian’.

‘Catur Brata Penyepian’ dilakukan selama 24 jam dari Minggu, 14 Maret 2020 hingga Senin, 15 Maret 2021.

Baca Juga: BW Tegas Katakan KLB Tanda 'Brutalitas' di Era Jokowi, Ferdinand Hutahaean: Baru Kerja Sudah Blunder

"Catur Brata Penyepian dilaksanakan mulai Minggu pagi hingga Senin pagi atau selama 24 jam," kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Belitung, I Wayan Suta di Tanjung Pandan, Minggu 14 Maret 2021, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara.

Menurut Wayan Suta, ada empat pantangan yang wajib dilaksanakan dan dipatuhi selama umat menjalani ‘Catur Brata Penyepian’.

Empat pantangan itu diantaranya ‘amati karya’, ‘amati geni’, ‘amati lelungan’, dan terakhir ‘amati lelanguan’.

Baca Juga: Otoritas Palestina dan Liga Arab Kecam Pembukaan Kantor Diplomatik Ceko di Yerusalem

‘Amati karya’ artinya tidak berkegiatan dan bekerja, sementara ‘amati geni’ artinya tidak menyalakan lampu dan api.

Selanjutnya ada ‘amati lelungan’ yang artinya tidak bepergian dan ‘amati lelanguan’ atau tidak mengadakan hura-hura.

Wayan Suta berharap ‘Catur Brata Penyepian’ dapat dilakukan sebaik-baiknya oleh setiap umat.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Kartu Tarot Minggu 14 Maret 2021: Cancer Gelisah Karena Gosip hingga Virgo Butuh Orang Baik

"Jadi kami harapkan Catur Brata Penyepian ini dapat dilaksanakan dengan betul dan dijaga baik tidak seperti hari-hari biasanya baik ketika di rumah dan hubungan dengan keluarga," ujarnya.

Dia menjelaskan, mengingat masih berada di tengah pandemi Covid-19 maka Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1943 kali ini dilaksanakan dengan sederhana dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Sebelumnya, rangkaian upacara dan persembahyangan menyambut Hari Raya Nyepi seperti ‘Melasti’ atau tradisi mensucikan diri dan ‘Tawur Kesanga’ dilakukan dengan sederhana tidak menimbulkan kerumunan orang banyak.

Baca Juga: Usai Picu Kemarahan Warga, Polisi London yang Jadi Pelaku Pembunuhan Wanita di Inggris Muncul

"Semuanya dilakukan dengan sederhana dan menerapkan protokol kesehatan sebagaimana anjuran atau imbauan pemerintah," ujarnya.

Dirinya berharap, melalui perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1943 pandemi virus corona baru atau Covid-19 segera berlalu.

Wayan Suta juga berharap agar vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat luas dapat segera dilaksanakan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Kartu Tarot Minggu 14 Maret 2021: Libra Lewatkan Kesempatan Emas hingga Sagitarius Temukan Ide

"Secara umum harapan kami memohon kepada yang kuasa pandemi ini bisa segera teratasi karena pandemi Covid-19 cukup memukul roda perekonomian," kata dia.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x