“Bambang W baru bekerja saja sudah blunder dengan istilah brutalitas demokrasi. Ini akan merugikan karena membunuh simpati kepada Demokrat,” ucapnya.
Demokrat justru akan rugi dan menjadi musuh bersama jika lawyernya menggunakan diksi2 yg berlebihan dan cenderung menyerang tanpa strategi dan taktis.
Bambang W baru bekerja sj sdh blunder dgn istilah brutalitas demokrasi. Ini akan merugikan krn membunuh simpati kpd Demokrat.— Ferdinand Hutahaean (@FerdinandHaean3) March 13, 2021
Diketahui sebelumnya, BW terpilih menjadi salah satu orang dalam tim kuasa hukum Partai Demokrat kubu AHY, terkait dengan kasus KLB di Deli Serdang.
Baca Juga: Kemendikbud Luncurkan Progam Bantuan Fasilitasi Magang bagi Mahasiswa Vokasi
BW ditunjuk langsung oleh AHY selaku Ketua Umum Partai Demokrat, juga oleh Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya.
Dalam pernyataannya, BW mengatakan kepada awak media bahwa kejadian KLB di Partai Demokrat menandakan bahwa negara sedang terancam.
“Sebenarnya negara kita itu sedang terancam. Dalam satu diskusi, ‘apakah ini awal dari sebuah akhir?’ Kan mengerikan awal dari sebuah akhir,” katanya pada Jumat 12 Maret 2021.
Tak hanya itu, BW juga mengatakan bahwa terjadi brutalitas demokrasi di Indonesia pada periode kepemimpinan Presiden Jokowi saat ini.
“Konstitusi partai pun diinjak-injak. Kalau kemudian ini diakomodasi, difasilitasi, tindakan-tindakan seperti ini, ini bukan sekedar abal-abal, ini brutalitas,” ungkapnya.
“Brutalitas demokratik terjadi di negara pada periode kepemimpinannya pak Jokowi,” tegasnya.