'Spider-Man' Asal Myanmar Ikut Aksi Protes Menentang Kudeta Myanmar, Sebutkan Keyakinan Akan Menang

- 14 Februari 2021, 21:40 WIB
Spider-Man asal Myanmar ikuti aksi protes menentang kudeta.
Spider-Man asal Myanmar ikuti aksi protes menentang kudeta. //Reuters

PR CIREBON – Tokoh superhero ‘Spider-Man’ dari Myanmar mengenakan kostumnya untuk protes hari kedelapan pada Sabtu 13 Februari 2021, bergabung dengan puluhan ribu orang di seluruh negeri.

'Spider-Man' itu juga ikut bergabung menentang kudeta militer bulan ini di Myanmar dan menginginkan kembalinya pemimpin yang digulingkan, Aung San Suu Kyi.

Pria berusia 28 tahun yang menggunakan kostum Spider-Man yang biasa dipanggil ‘Spidey Htoo’ tersebut baru saja kembali dari Singapura untuk memulai bisnisnya.

Baca Juga: Teddy Gusnaidi Singgung SBY Maju Pilgub Jadi Kompetitor Gibran, Yan Harahap: Daya Pikir Lemah

Namun, wabah virus corona membatalkan rencananya dan sekarang dia khawatir kudeta pada 1 Februari lalu.

"Kudeta itu sangat mengejutkan saya," katanya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Straits Times.

Spidey Htoo mengatakan, dia mengenakan kostum superhero pada aksi protes dan unjuk rasa untuk menghindari masalah di tengah gelombang penangkapan setelah kudeta.

Kantor hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa lebih dari 350 orang telah ditangkap di Myanmar sejak kudeta tersebut.

Baca Juga: Link Live Streaming Real Madrid vs Valencia, Zidane: Peluang Juara La Liga Masih Ada 48 Poin yang Diperebutkan

Aung San Suu Kyi ditahan pada hari pertama dan pengunjuk rasa menuntut pembebasannya.

Spidey Htoo menyebut keikutsertaannya dalam protes telah menjadi dilema bagi orang tuanya.

Mereka tidak ingin bersuara, tetapi juga tidak ingin militer menang.

"Akhirnya mereka mengizinkan saya bergabung," katanya.

Baca Juga: Segera Tayang di NET TV, Berikut Sinopsis Drama Korea Oh My Ghost!

Dengan mengenakan kostum Spider-Man, ia berharap bisa menarik perhatian penonton dan media.

Pihak berwenang menindak keras protes pada tahun 1988 dan 2007, tetapi demonstrasi terakhir seringkali bernada lebih ringan dengan orang-orang yang mengenakan berbagai kostum.

"Protes kami akan sangat berbeda dari protes lama. Ide dan kreativitas kami lebih maju daripada taktik mereka. Mereka tidak bisa mengalahkan kami. Kami akan menang,” katanya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Strait Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x