Banyak Bencana Alam di Awal 2021, Bamsoet Minta Pemerintah Perkuat Pencegahan Penanggulangan Bencana

- 17 Januari 2021, 16:00 WIB
Banyak Bencana Alam di Awal 2021, Bamsoet Minta Pemerintah Perkuat Pencegahan Penanggulangan Bencana.*
Banyak Bencana Alam di Awal 2021, Bamsoet Minta Pemerintah Perkuat Pencegahan Penanggulangan Bencana.* /ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.

PR CIREBON – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo mengajak pemerintah bersama masyarakat bahu-membahu membantu korban bencana.

Pria yang akrab dipanggil Bamsoet itu juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada.

"Tahun 2021 baru memasuki pertengahan bulan Januari, namun sudah banyak terjadi bencana alam di Indonesia. Untuk itu"

Baca Juga: Kapal Berbendera Tiongkok Masuk Perairan Indonesia, PKS Minta Menlu RI Tegur Dubes Tiongkok

"Saya mengimbau agar kita semua tetap waspada," kata Bamsoet, dalam pernyataan tertulis, di Jakarta pada Minggu, 17 Januari 2021.

Bamsoet menyampaikan rasa prihatin dan bela sungkawa yang mendalam atas sejumlah musibah bencana alam di Tanah Air.

Bencana alam itu menyebabkan timbulnya korban jiwa dan kerugian materiil.

Baca Juga: Dokumen Kematian Korban Sriwijaya Air SJ-182 Diterbitkan, DVI Terima 188 Kantong Jenazah

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) mencatat ada 136 bencana alam terjadi di Indonesia sepanjang periode 1-16 Januari 2021.

Dari 136 bencana, setidaknya menyebabkan 80 korban jiwa dan 858 orang luka-luka.

Bamsoet menuturkan, bencana alam terbanyak yang terjadi adalah banjir sebanyak 95 kejadian, tanah longsor 25 kejadian, dan puting beliung 12 kejadian.

Baca Juga: Awan Panas Guguran Gunung Semeru hingga 4,5 Km, 9 Kecamatan di Probolinggo Terdampak Hujan Abu

Ada pula gempa bumi 2 kejadian dan gelombang pasang 2 kejadian yang membuat sebanyak 405.584 orang terdampak dan mengungsi.

"Belum lagi dua bencana besar berupa banjir di Kalimantan Selatan yang mengakibatkan setidaknya 5 orang meninggal dan 112 ribu orang mengungsi.

“Serta, gempa berkekuatan 6,2 M mengguncang Sulawesi Barat yang menyebabkan 56 orang meninggal dunia dan 637 orang luka-luka," kata Bamsoet, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.

Baca Juga: Akan Mundur dari Sinetron Ikatan Cinta Jika Capai 1000 Episode, Arya Saloka: Sebelum Ngaco Selesaiin

Bamsoet meminta Kementerian Sosial (Kemensos) bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat dan BNPB untuk melaksanakan proses evakuasi yang aman bagi warga.

Yang disesuaikan dengan protokol kesehatan. Serta, menyiapkan tempat penampungan bagi warga.

Bantuan-bantuan yang dibutuhkan para korban bencana, seperti tenda, selimut, obat-obatan, serta dapur umum dan MCK.

Baca Juga: Simak 7 Tren Perjalanan yang Diperkirakan akan Hits di Tahun 2021, Salah satunya Liburan Gelembung

Bamsoet juga meminta Kemensos segera berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan operasi tanggap darurat terkait penanganan gempa maupun banjir.

Selain itu, harus memperkuat upaya pencegahan penanggulangan bencana di setiap daerah terutama di daerah yang berkategori risiko tinggi.

"Saya juga mendesak BNPB, BPBD dan Tagana untuk dapat mengoptimalkan jumlah petugas dan relawan yang disebar ke daerah-daerah terdampak banjir maupun gempa"

Baca Juga: Balas Benny Harman yang Bela Peramal, Muannas Alaidid: Tuhan Tidak Suka

"Agar pelaksanaan penyelamatan serta pemberian bantuan kepada korban dapat dilaksanakan secara paripurna," kata Bamsoet.

Sementara itu, bencana tanah longsor kembali terjadi akibat tingginya curah hujan.

Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pepelah, Kecamatan Pining, Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh diterjang tanah longsor, namun tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut.

Baca Juga: Mengejutkan, Petirtaan Kuno Abad 10 Masehi Ditemukan di Jombang Jawa Timur

“Tidak ada korban jiwa dalam musibah bencana alam ini, namun kondisi halaman sekolah rusak parah,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh Suhaidi.

Menurutnya, terjangan longsor tersebut diduga terjadi akibat adanya pergeseran tanah sehingga menyebabkan bagian turap (dinding penahan tanah) di halaman sekolah ikut rusak parah.

Meski telah mengalami kerusakan, namun sejumlah bangunan sekolah di kawasan tersebut tidak semuanya terdampak dan masih bisa digunakan untuk melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah