Network
PR CIREBON - Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun mengaku ikut prihatin dengan apa yang diucapkan oleh dekan fakultas pertanian di Universitas Sumatera Utara (USU).
Dekan Fakultas Pertanian USU, Profesor Yusuf Leonard Henuk diduga menghina mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Refly Harun mengungkapkan kalau dia juga pernah disinggung oleh Profesor Yusuf Leonard perihal gelar yang dimilikinya.
Baca Juga: Pamer Senjata Mutakhir dalam Parade Militer, Biden Diminta Tanggapi Serius Korea Utara
Refly Harun mengatakan, Profesor Yusuf mempertanyakan soal gelar dan statusnya sebagai guru besar.
Padahal, dia mengatakan, sedari awal tidak pernah menyatakan kalau dirinya sudah profesor.
"Orang lain saja yang memanggil saya profesor," kata Refly, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari kanal Youtube Refly Harun pada Jumat, 15 Januari 2021.
Refly Harun menuturkan, kalau dirinya merupakan tamatan Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada (UGM), Fakultas Hukum Universitas Indonesia, lalu Notre Dame University, dan yang terakhir Universitas Andalas Padang.
"Jadi ketika orang berbicara mengenai LLM (Latin Legum Magister) Human Right Law di Universitas Notre Dame orang bingung mencari nama saya," ucapnya.
Dia mengatakan bahwa orang akan jelas bingung mencari namanya karena Refly Harun ternyata bukan nama aslinya.
Baca Juga: Dinyatakan Mati oleh Pengadilan, Wanita Prancis Habiskan 3 Tahun untuk Buktikan Masih Hidup
Diungkapkannya, Refly merupakan nama panggilan miliknya, sementara Harun nama ayahnya.
"Nama asli saya nantilah kalau mereka mau tau nanti saya kasih tau," ujarnya.
Refly mengatakan, berdasarkan putusan pengadilan tahun 2011, dia sudah resmi mengubah semua nama tersebut.
Baca Juga: Waspada Gempa Susulan di Majene, Pertamina Pastikan Sarfas Aman
"Jadi panggilan saya Refly Harun, saya lekatkan nama ayah saya jadi Refly Harun. Hal-hal seperti itu menurut saya tidak substantif kalau kita mau bicarakan," jelasnya.
"Jadi panggilan saya Refly Harun, saya lekatkan nama ayah saya jadi Refly Harun. Hal-hal seperti itu menurut saya tidak substantif kalau kita mau bicarakan," jelasnya.
Karena, dia menilai, yang paling penting adalah pendapat seseorang di ranah publik.
Refly menyampaikan bahwa untuk apa seseorang berbohong mengenai gelar S1,S2, atau S3 yang dimilikinya.
Baca Juga: Dinyatakan Mati oleh Pengadilan, Wanita Prancis Habiskan 3 Tahun untuk Buktikan Masih Hidup
"Apalah artinya gelar, biasa saja sebenarnya, kalau orang mau sekolah pasti dapat gelar. Karena kalau tidak mau gelar ya tidak sekolah," urainya.
"Apalah artinya gelar, biasa saja sebenarnya, kalau orang mau sekolah pasti dapat gelar. Karena kalau tidak mau gelar ya tidak sekolah," urainya.
Akan tetapi bukan itu, Refly menjelaskan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah bagaimana kontribusi pemikiran mereka di masyarakat.
