Ibadah Natal di Serambi Mekkah Berjalan Lancar, Sebut Toleransi Umat Beragama Warga Aceh Tinggi

- 27 Desember 2020, 10:47 WIB
Ibadah Natal di Daerah Serambi Mekkah Berjalan Lancar, Sebut Toleransi Antar Umat Beragama Warga Aceh Tinggi, Ilustrasi Ibadah Natal Dok PMJ News.*
Ibadah Natal di Daerah Serambi Mekkah Berjalan Lancar, Sebut Toleransi Antar Umat Beragama Warga Aceh Tinggi, Ilustrasi Ibadah Natal Dok PMJ News.* /


PR CIREBON - Setelah melewati suasana Natal 2020 yang berlangsung pada 25 Desember, muncul beragam kesan yang membekas di ingatan masyarakat.

Salah satunya momen ibadah Natal umat kristiani di Aceh yang berjalan lancar tanpa hambatan, karena toleransi masyarakat yang mayoritas umat Islam itu cukup tinggi.

Pemuka Katolik di Aceh Baron F Pandiagan menyampaikan bahwa jemaatnya umat kristiani di kabupaten dan kota di Aceh tidak mengalami suatu hambatan apapun saat pelaksaan ibadah Natal.

Baca Juga: Ingin Negaranya Bebas Polusi, Jepang Berencana Memberlakukan Mobil Listrik di Tahun 2030

"Sepemantauan saya, perayaan Natal 2020 secara keseluruhan di Aceh berjalan aman, nyaman dan lancar," ungkapnya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Kementerian Agama RI, 26 Desember 2020.

"Kerukunan antar umat beragama sampai saat ini masih tetap berlangsung aman dan nyaman," imbuh Baron.

Sementara itu, orang yang sependapat dengan Baron, pemuka Kristen, Samarel mengatakan seluruh umat kristiani di Aceh menjalankan ibadah Natal dengan penuh kedamaian.

Baca Juga: Curah Hujan Tinggi, 3 Kecamatan di Kabupaten Cirebon Dilanda Banjir, 1 Unit Rumah Dikabarkan Hancur

"Saya berterimakasih kepada seluruh masyarakat Aceh, pemerintah dan para tokoh yang sangat toleransi  sehingga ibadah Natal 2020 berjalan dengan baik, aman, tertib dan saya berharap toleransi kita ini untuk tetap dijaga dan dipertahankan," ujarnya.

Selain itu, jemaat HKBP Banda Aceh, Fieterson juga menyampaikan bahwa pelaksaan ibadah Natal di Aceh harus dibagi dalam dua waktu, pagi dan siang, mengingat kondisi pandemi Covid-19.

"Terkait ada larangan, sama sekali tidak ada, paling karena Covid jadi ibadah Natalnya dibagi dua, pagi dan siang," katanya.

Baca Juga: Mobilitas Pengungsi Merapi Dipantau Satgas Covid-19, Imbau Tidak Kemana-mana Selama Liburan

"Soal toleransi ya kami semua baik-baik saja  sekeluarga dalam beribadah di sini, tidak ada hambatan," tambah Fieterson.

Diketahui hal ini bisa terjadi lantaran erukunan umat beragama di Aceh telah dibangun sejak lama dan terawat dengan baik.

Nilai-nilai agama yang mengajarkan kedamaian dan saling menghormati menjadi kunci utama masyarakat di Aceh demi mewujudkan hubungan harmoni antar umat beragama.

Baca Juga: Biden Peringatkan Sikap Trump Memblok Bantuan Pandemi Bisa Menjadi Konsekuensi yang Menghancurkan

Kendati provinsi dengan mayoritas pemeluk Islam, kerukunan yang terbangun antara umat muslim dan non-muslim di Aceh berlangsung dengan tanpa adanya gesekan dan konflik akibat faktor agama.

Sesuai dengan realita, kehidupan masyarakat di Aceh rukun dan damai, nyaris tidak ada konflik antar umat beragama, karena adanya rasa toleransi antar sesama pemeluk agama terangkai dengan baik.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: kemenag.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x