DPR Prihatin Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Dedi Mulyadi: Sudah Saya Tolak Benih Lobster dari Jauh Hari

- 25 November 2020, 17:17 WIB
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi.*
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi.* /Dok. ANTARA./
PR CIREBON - Penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo oleh KPK pada Rabu 25 November dini hari di Bandara Soekarno, Hatta membuat Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengaku prihatin. 
 
Dedi Mulyadi pun berharap agar Menteri Edhy Prabowo diberi kesabaran dan mampu menyelesaikan semua masalah dengan baik.
 
"Kami berharap Pak Edhy bisa melewati masa sulit, diberi kekuatan dan ketabahan, sehingga mampu menyelesaikan seluruh persoalan yang dihadapi dengan baik," kata Dedi Mulyadi yang juga mantan Bupati Purwakarta dua periode di Karawang, Jawa Barat, Rabu. dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.
 
 
Terkait kasus penangkapan Menteri Edhy Prabowo, Komisi IV saat ini masih menunggu pengumuman resmi dari KPK.
 
"Sangkaan apa yang disangkakan kepada Pak Edhy, kita menunggu pengumuman resmi KPK," kata Dedi Mulyadi
 
Lebih jauh Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi juga mengungkapkan sejak awal ia tidak setuju dengan ekspor benih lobster untuk kepentingan menjaga ekosistem laut.
 
"Saya secara pribadi dan sebagai Wakil Ketua Komisi IV, jauh-jauh hari sudah menolak ekspor benih lobster," kata Dedi Mulyadi
 
 
Karena di antara alasan penolakan ekspor benih lobster Dedy Mulyadi pun mengatakan bahwa benih lobster itu merupakan ekosistem laut yang harus dijaga keberadaan dan kesinambungannya.
 
Ada beberapa kabar yang menyebutkan kalau benih lobster di laut Indonesia mencapai miliaran ekor. 
 
Namun bagi Dedi Mulyadi berapa pun jumlahnya itu tidak penting. Hal terpenting ialah menjaga kesinambungan ekosistem benih lobster.
 
"Karena kalau benih lobster sudah dewasa, nelayan bisa menangkapnya dengan murah dan bisa menjualnya dengan mahal," kata Dedi Mulyadi
 
 
Negara tujuan ekspor benih lobster itu adalah Vietnam. Sedangkan Vietnam sendiri merupakan kompetitor utama Indonesia di bidang kelautan. 
 
Negara tetangga itu memiliki teknologi yang memadai dalam budi daya benih lobster.
 
"Teknologi yang dimiliki itu tidak berarti kalau tidak ada suplai bahan baku dalam bentuk benih. Jadi aneh, kompetitor kok disuplai bahan bakunya," ujar Dedi Mulyadi.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x