Digital UMKM Jadi Fokus Kominfo, Dukung Pemerintah Meningkatkan Ekonomi Indonesia

5 Oktober 2020, 20:05 WIB
Ilustrasi digitalisasi.* /PIXABAY/ Sambeet D /PIXABAY

PR CIREBON - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama dengan Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) meluncurkan program pelatihan digital untuk UMKM Indonesia.

Menteri Kominfo Johnny G. Plate menekankan bahwa UMKM dan ultra mikro memiliki kontribusi yang cukup signifikan kepada perekonomian Indonesia.

Sumbangsih atau kontribusi UMKM dan ultra mikro terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ada pada kisaran lebih dari 60 persen.

Baca Juga: KABAR BAIK dari Kemenkeu: Memungkinkan, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5 Persen pada 2021

Namun, dengan adanya pandemi Covid-19 tidak sedikit pegiat usaha terdampak oleh pembatasan fisik dan sosial, karena masih berbasis pada usaha konvensional atau offline.

Di saat bersamaan, aktivitas perekonomian digital justru meningkat pesat, di mana pada April 2020 penjualan daring meningkat 480 persen dibandingkan pada Januari 2020.

"Program ini merupakan perluasan program pelatihan UMKM digital sebagai wujud dan komitmen pemerintah dalam memajukan, memperkuat dan memberdayakan mitra UMKM dan ultra mikro di Tanah Air," ujar Menteri Kominfo Johnny G. Plate, dalam acara peluncuran virtual, Senin, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.

Program UMKM digital BAKTI merupakan program pendampingan bagi UMKM untuk melakukan on boarding, khususnya yang berada di luar pulau Jawa terutama di wilayah Tertinggal, Terluar dan Terdepan (3T)

Baca Juga: Demi Perbanyak Tes PCR Deteksi Covid-19, Bio Farma: Kita Siap Produksi 3 Juta Reagen dalam Sebulan

Daerah lain, seperti daerah pariwisata super prioritas juga ikut dalam program digital BAKTI. Saat ini ada lima destinasi super prioritas yang menjadi titik perhatian pemerintah.

Program ini merupakan bagian dari gerakan nasional 'Bangga Buatan Indonesia' dengan durasi program selama 2,5 bulan dan meruapakan intensifikasi kegiatan pendampingan yang umumnya dilakukan hanya dalam 3-7 hari pelatihan.

"Khusus untuk 60 modul ini pendampingan diberikan 2,5 bulan, karenanya kita harap hasil dari pendampingan ini tentu akan meningkatkan peran on boarding UMKM dan ultra mikro Indonesia," ujar Menteri Johnny.

Baca Juga: 'Sangat Mematikan dan Terlatih', Simak Daftar 10 Pasukan Elit Republik Indonesia yang Ditakuti Dunia

Program ini akan diikuti oleh sekitar 2.000 UMKM dan ultra mikro, baik di level on boarding, masuk ke bisnis digital, maupun upscaling atau pengembangan bisnis di ruang digital.

Melalui program ini peserta diharapkan dapat memaksimalkan karakteristik dan keunikan perekonomian lokal di kawasannya sebagai nilai tambah untuk mengembangkan usahanya.

Program ini juga memberikan perhatian pada kondisi UMKM ultra mikro yang beragam. Bagi UMKM ultra mikro yang masih dalam tahap awal akan diarahkan ke dalam program prioritas lokal untuk dapat siap bersaing di wilayah setempat.

Sedangkan UMKM ultra mikro lokal yang sudah dinilai kuat akan diarahkan dalam program prioritas nasional agar dapat semakin melebarkan sayapnya di level nasional.

Baca Juga: Orang Tua Harus Waspada, Indonesia Punya Angka Kematian Anak akibat Covid-19 Tertinggi di Dunia

"Pendekatan pendampingan yang menyeluruh ini diperlukan agar para pegiat UMKM dan ultra mikro tidak hanya berhenti pada tahap on boarding saja, tapi memanfaatkan ruang digital secara lebih produktif hingga melakukan perluasan usaha atau yang disebut upscaling secara nasional maupun internasional," ujar Menteri Johnny.

"Lebih dari itu, Kami juga melihat pendekatan komprehensif ini dapat mendorong penguatan nilai tambah produk dalam negeri agar dapat bersaing dalam global value chain, rantai nilai global," Johnny menambahkan.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler