Cek Vaksin Covid-19 ke Tiongkok dan UEA, Erick Thohir: Kita Pastikan Halal dan Sesuai Standar

15 September 2020, 15:04 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. Foto: Ist /Argo

PR CIREBON - Ketua Pelaksana Harian Komite Penangan Covid-19 (KPCPEN) dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir, mengaku bahwa dia telah bertemu dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin guna meminta dukungan.

Dukungan tersebut terkait dengan kehalalan dan keamanan vaksin Covid-19 yang akan dipastikan bulan depan.

"Kita juga pastikan vaksin ini halal dan sesuai standar kita. Karena itu kita kirim BPOM ke UEA dan Insya Allah ke Tiongkok Oktober ini bersama MUI," ujar Erick pada webinar bertajuk 'Transportasi Sehat, Indonesia Maju' yang diadakan Kementerian Perhubungan, Selasa 15 September 2020 seperti dilansir Pikiranrakyat-Cirebon.com dari situs RRI.

Baca Juga: Melonjak hingga Angka Tertinggi, Kasus Harian Covid-19 Global Sentuh Angka Lebih dari 300.000

Rencananya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), akan berangkat ke Tiongkok dan Uni Emirat Arab (UEA) bulan depan, untuk memastikan kehalalan vaksin Covid-19 yang diimpor dari kedua negara tersebut.

Ia mengatakan, saat uji vaksin pertama di Bandung, MUI pun hadir untuk memastikan keamanan serta kehalalan vaksin dari dua negara tersebut.

Sebelumnya, Erick juga memastikan bahwa Indonesia mendapatkan 310 juta dosis vaksin hingga akhir 2021. Jumlah tersebut termasuk tambahan 10 persen dalam perjanjian yang dilakukan Indonesia dengan Sinovac di Tiongkok dan Uni Emirat Arab (UEA).

Baca Juga: Kembali Tuai Rekor, Album Kedua TREASURE 'The First Step: Chapter Two' Capai 200.000 Pre Order

Sementara itu, akan tersedia sebanyak 30 juta vaksin yang masuk hingga akhir tahun.

Vaksin ini akan disuntikkan terlebih dahulu untuk para tenaga medis seperti dokter, perawat, dan bidan sebelum mereka melakukan imunisasi massal kepada masyarakat pada awal tahun depan.

"Ini kita harapkan bisa stabilkan daripada jaga kesehatan masyarakat sampai kita bisa produksi vaksin merah putih yang akan dikembangkan di awal 2022," tutur Erick.

Baca Juga: Dicurigai Punya Pasukan Khusus Rajawali, BIN Beberkan Maksud Kode Sandi terkait Elit Jerman

Pada program pengembangan vaksin, pemerintah Indonesia akan menyuntikkan dana sekitar Rp5 triliun ke Bio Farma. Target yang ingin dicapai adalah perusahaan bisa memproduksi vaksin sebanyak 30 juta sampai 40 juta.

Bio Farma melalui holding BUMN farmasi bekerja sama dengan Sinovac Biotech Ltd dari Tiongkok.

Nantinya, Bio Farma juga akan bekerja sama dengan Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi (CEPI), sebuah kerja sama antar pemerintah dan swasta di tingkat global yang berbasis di Norwegia.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler