Keselamatan Ulama Terancam usai Syekh Ali Jaber Ditusuk, FPI Siap Pasang Badan Lindungi Pendakwah

15 September 2020, 13:27 WIB
Ilustrasi FPI, GNPF Ulama, dan PA 212. /


PR CIREBON - Kasus penusukan Syekh Ali Jaber yang terjadi belum lama ini memang mengundang sorotan banyak pihak, termasuk ormas Islam. Tepatnya, penusukan ini disebut warning yang mengancam keselamatan para ulama yang bersafari dakwah.

Tak dapat dipungkiri, Front Pembela Islam menjadi salah satu ormas yang menaruh perhatian besar, melalui Sekretaris Umum FPI, Munarman.

Untuk itu, Munarman lantang memerintahkan Komando Laskar Islam untuk menjaga dan mengawal semua ulama di Indonesia agar aksi penganiayaan yang dialami Syekh Ali Jaber, tidak terjadi lagi kepada para ulama lainnya.

"Saya serukan kepada seluruh Komando Laskar Islam untuk melaksanakan protokol pengamanan terhadap semua ulama istikamah, baik pengamanan di rumah kediaman maupun saat para ulama melakukan safari dakwah," ungkap Munarman, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com pada Selasa, 15 September 2020.

Baca Juga: Penusukan Syekh Ali Jaber Hanya Awal Teror Kriminalisasi Ulama, PA 212: Buntut Ikut Aksi Bela Islam

Lebih lanjut, Munarman mendesak pihak berwenang segera melakukan protokol penggalian informasi terhadap para pelaku, yakni Alpin Adrian.

Apalagi saat ini, informasi yang beredar selalu menyebutkan pelaku punya gangguan jiwa atau gila, tetapi FPI tegas menyatakan belum percaya karena perlu ada penelusuran lebih lanjut.

"Dapatkan identitas lengkapnya, alamatnya, keluarganya, lingkungan komunitas sosialnya, serta yang menyuruh, membujuk, memerintahkan serta yang membiayai untuk melakukan pembunuhan tersebut. Dapatkan dari pelakunya semua informasi tersebut," jelas Munarman.

Baca Juga: Bela Anies Baswedan, Said Didu Hajar Balik Ridwan Kamil Sebut PSBB Tak Terkait Perubahan Harga Saham

Kemudin berikutnya, Munarman meminta saat sudah mendapatkan informasi, harus dilakukan qishas sampai ke aktor intelektualnya karena ini sudah dalam kondisi perang.

"Maka yang berlaku adalah hukum perang. Jangan ragu dan bimbang untuk melindungi para ulama. Sikat habis mereka sampai ke akar-akarnya dan ke kepala-kepalanya," tambahnya.

Sebagai informasi, Kepala Bidang Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad membenarkan adanya penusukan terhadap Syekh Ali Jaber saat memberikan tausiyah di Masjid Falahuddin, Bandar Lampung.

Tepatnya, Syekh Ali Jaber saat itu tengah menghadiri acara yang dimulai pukul 16.00-18.00 WIB.

Baca Juga: Sempat Selamat usai Ditemukan Tak Sadarkan Diri, Aktris Korea Oh In Hye Tewas akibat Bunuh Diri

"Namun, baru 15 menit pertama dan sedang interaksi dengan jemaah, tiba-tiba ada seorang laki-laki tidak dikenal langsung menghampiri dari sebelah kanan dan menusuk. Dengan itu, terjadilah reflek yang tinggi dan melakukan tangkisan, tapi kena lengan sebelah kanan," ungkap Pandra saat dihubungi wartawan pada Minggu, 13 September 2020.

Artinya, peristiwa penusukan yang dilakukan pelaku Alpin itu persisnya terjadi pukul 17.15 WIB, tetapi petugas yang ada di lokasi (panitia dan jemaah) segera membawa Ali Jaber ke Puskesmas terdekat.

"Sekarang kondisi Syekh sudah kembali pulih, artinya ada bekas luka lah bekas tusukan itu. Jadi barang buktinya masih dilakukan penyelidikan oleh Satreskrim Polres Bandar Lampung dan kondisi Syekh sudah sehat wal afiat dan sedang istirahat," jelas Pandra.

Baca Juga: Belum Selesai PSBB Ketat Jakarta, Anies Baswedan Sudah Ditunggu 'PR' Lain dari Pemerintah Pusat

Menambahkan Pandra, Kepala Satuan Reskrim Polres Kota Bandar Lampung, Kompol Rezky Maulana, memaparkan pengakuan pelaku penusukan Syekh Ali Jaber yang menyebut dilakukan secara spontan, artinya pelaku mengklaim tidak tahu kalau ada kedatangan Syekh Ali Jaber di dekat rumahnya.

"Begitu mendengar dari masjid ada yang mendengar Ali Jaber, nah enggak lama dari situ dia ke dapur ambil pisau menuju ke tempat itu. Jadi secara spontan pada saat itu, tapi masih kita dalami nih. Sementara, pengakuannya seperti itu," demikian pernyataan Kompol Rezky Maulana.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler