Ahok Diduga Bakal Ikuti Jejak Fadjroel Rachman, dari Komisaris Utama hingga ke Sisi Presiden Jokowi

19 Agustus 2020, 06:26 WIB
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) //Instagram/@basukibtp

PR CIREBON - Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memang sedang aktif mengelola salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam kapasitasnya sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).

Bahkan, ia sempat mengakui kepada Najwa Shihab bahwa keaktifannya itu dibuktikan dengan rajin menggelar rapat tiap harinya.

Namun rupanya, aktivis asal Papua, Natalius Pigai, merasa prestasi perusahaan minyak PT Pertamina (Persero) justru kian menurun belakangan ini, padahal biasanya terdaftar dalam deretan 500 perusahaan dengan pendapatan kotor terbesar di dunia versi Fortune Global 500.

Baca Juga: Tak Ada Efek Samping Bahaya, Obat Covid-19 Buatan Unair Diklaim Miliki Efektivitas Kesembuhan Tinggi

Pun begitu, Pertamina sempat mendapatkan rangking 175 dalam daftar bergengsi dunia tersebut.

Untuk itu, Natalius menilai penurunan prestasi Pertamina tersebut akibat salah kelola BUMN oleh pemerintah.

Artinya, pemerintah saat ini nampak tidak cermat dalam menempatkan orang di jabatan strategis, termasuk orang yang gagal kelola perusahaan BUMN yang kemudian menjadi tangan kanan Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: 5 Momen Tersedih Ajang Penghargaan K-Pop, Salah Satunya Pidato Kemenangan Wanna One Sebelum Bubar

“Fadjroel Rachman jadi komisaris utama Adhi Karya, (perusahaan) nyaris bangkrut (Fadroel)) dihadiahi (jadi) jurubicara presiden,” ujarnya dalam akun Twitternya, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com pada Rabu, 19 Agustus 2020.

Lebih lanjut, ia pun lantas menghubungkan jejak Fadjroel itu dengan sosok Komisaris Utama Pertamina saat ini, Ahok.

Tepatnya, ia memprediksi Ahok pun setelah Pertamina menurun prestasinya, maka akan segera mendapat jabatan lain.

“Ahok komisaris utama (Pertamina). Pertamina dìdowngraded, bisa saja (Ahok) dihadiahi menteri,” katanya.

Baca Juga: Tak Peduli Protokol Kesehatan, Lautan Manusia di Wuhan Hadiri Pesta Musik EDM Saat Pandemi

Menutup pernyataan, Natalius meminta Presiden Jokowi mulai merenungkan tentang nasib negara Indonesia yang menurutnya dimpimpin secara personality disorder itu.

“Apakah Negara kita dipimpin oleh personality disorder or megalomania? Renung Pak Jokowi,” pungkasnya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler