Pertamina Belum akan Menggunakan Platform MyPertamina, Untuk Pembelian Gas Melon

30 Juni 2022, 18:33 WIB
Beberapa saat lagi pembelian gas melon 3 kg harus melalui platform MyPertamina./pikiran-rakyat.com /

SABACIREBON-Pertamina memastikan, pembelian gas melon atau gas elpiji tabung 3 kg bagi masyarakat, dengan menggunakan aplikasi My Pertamina belum akan dilaksanakan dalam waktu cepat ini.

Gas melon masih dijual bebas, tanpa diikuti  ketentuan untuk mendapatkannya harus melalui platform MyPertamina.

Dengan demikian, penjualan gas melon 3 kg lewat platform MyPertamina tidak bisa dilaksanakan dalam waktu dekat, seperti halnya dengan keinginan Pertamina menjual bahan bakar subsidi atau Pertalite melalui aplikasi MyPertamina.

Baca Juga: Kinerja Pemprov Jabar Atasi Pandemi Covid 19 Dinilai Memuaskan, Berikut Indikatornya

Pertamina mencoba mensinkronkan latar belakang penjualan gas melon untuk membantu masyarakat kecil dari tingginya (perbedaan)  harga gas yang menggunakan tabung 5 kg, 5.5 kg, 12 kg dan 50 kg.

Tapi dalam pelaksanaannya terjadi bias. Besarnya selisih harga gas melon 3 kg dengan gas kapasitas tabung diatasnya, menyebabkan gas melon jadi target utama, bagi siapapun, tak terkecuali dalam penggunaannya.

Termasuk juga bagi masyarakat mampu serta berbagai kalangan dunia usaha. 

Karenanya konsumsi gas melon meningkat terus.

Baca Juga: Sampaikan Pada Kakek Atau Nenek, Mulai 1 Juli Besok Gaji 13 Pensiunan Cair, Ini Ketentuannya

Pertamina yang ingin mengurangi subsidi pemakaian gas, berupaya mencari solusi untuk mengurangi subsidi dengan memperbaiki sistem distribusi. Salah satunya tentu dengan menggunakan aplikasi MyPertamina.

Aplikasi ini akan menolak pembelian yang melebihi ketentuan dalam kurun waktu yang tertentu.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menegaskan, Pertamina masih dalam pengembangan sistem, jadi belum akan kami lakukan registrasi. Dengan demikian pihaknya belum akan menerapkan syarat pembelian elpiji bersubsidi kepada masyarakat melalui platform MyPertamina.

Baca Juga: Ngaku Anggota TNI, Pria di Cirebon Ini Kibuli Gadis Desa dan Peras Uangnya, Dilaporkan Polisi Begini Jadinya

"Kami masih dalam pengembangan sistem, jadi belum akan kami lakukan registrasi," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, dikutip dari Kantor Berita Antara.

Irto meminta masyarakat agar tidak khawatir mengenai isu pembelian elpiji bersubsidi menggunakan MyPertamina dalam waktu dekat, karena sejauh ini pengaturan belanja bahan bakar melalui platform digital MyPertamina hanya dikhususkan untuk BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar yang dijual di SPBU.

Mulai 1 Juli 2022 Pertamina akan membuka pendaftaran bagi konsumen yang hendak membeli BBM bersubsidi dengan platform MyPertamina di 11 kabupaten dan kota, antara lain Kota Padang Panjang, Kabupaten Agam, dan Kabupaten Tanah Datar di Sumatera Barat; Kota Bandung, Kota Sukabumi, Kota Tasikmalaya, dan Kabupaten Ciamis di Jawa Barat; Kota Banjarmasin di Kalimantan Selatan; Kota Jogja di Yogyakarta; dan Kota Manado di Sulawesi Utara.

Baca Juga: Bek Persib Ahmad Jufrianto menilai, Rachmat, Ricky dan Marc akan Membawa Aura Positif Bagi Tim

Syarat pembelian BBM bersubsidi melalui MyPertamina bertujuan agar penyaluran BBM bersubsidi bisa lebih tepat sasaran dan diharapkan dapat menekan kuota agar tidak melebihi batas yang sudah ditetapkan pemerintah.

Pada 2022 prognosa realisasi Pertalite mencapai sekitar 28 juta kiloliter, sedangkan tahun ini kuotanya 23,05 juta kiloliter dan hingga Mei 2022  realisasi penyaluran Pertalite telah melebihi kuota sebesar 23 persen.

Adapun prognosa Solar bersubsidi mencapai 17,2 juta kiloliter pada 2022, sedangkan tahun ini kuota yang diberikan 14,91 juta kiloliter. Hingga Mei 2002, realisasi subsidi telah melebihi kuota sebesar 11 persen.

Baca Juga: Laga Lawan PSS Sleman, Persib akan Tunrunkan Tiga Pilar yang Memperkuat Piala Asia 2023

Pertamina menyatakan bahwa BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar saat ini masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat golongan menengah ke atas dengan komposisi hampir 60 persen terkaya menikmati hampir dari 80 persen dari total konsumsi BBM subsidi.

Sedangkan masyarakat miskin dan rentan atau 40 persen terbawah hanya menikmati sekitar 20 persen dari BBM bersubsidi tersebut.***

Editor: Aria Zetra

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler