SABACIREBON-Konflik Rusia dan Ukraina telah memperparah situasi geopolitik dunia.Konflik itu dikhawatirkan menimbulkan berbagai ancaman. Dunia akan menyaksikan krisis energi, pangan dan keuangan.
Menteri Keuangan Sri Indrawati Mulyani mengingatkan itu.
Berbicara dalam rapat Paripurna DPR RI Selasa, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menangkap sinyal itu.
Lembaga ini akhirnya membentuk sebuah grup untuk mengantisipasi tiga potensi krisis dunia yaitu energi, pangan, dan keuangan.
Indonesia diminta Menteri harus mampu merespons secara tepat waktu, tepat kualitas, dan tepat aksi terhadap berbagai potensi ancaman dunia.
Sangat nyata
Secara makro, gambaran ancaman itu, di representasikan Menteri sebagai ancaman besar. Dunia berpacu menghadapi ancaman, dari mulai; perubahan iklim, normalisasi kebijakan moneter dan pengetatan likuiditas.
Itu dinamika global yang terbentang dengan nyata.
Kenaikan inflasi yang terjadi saat ini adalah respon pasar atas kenaikan arga-harga komoditas. Ujungnya akan melemahkan daya beli. Nilai tukar rupiah tentu terdepresi. Hingga perlu menormalisasi kebijakan keuangan di bidang moneter.
Normalisasi kebijakan moneter dan pengetatan likuiditas ini telah menimbulkan disrupsi di seluruh dunia termasuk Indonesia. “Disrupsi rantai pasok yang muncul akibat meningkatnya geopolitik menjadi perhatian dan harus kita waspadai,” ujarnya, seperti dilaporkan Antara.
Sri Mulyani menegaskan Indonesia harus mampu merespons secara tepat waktu, tepat kualitas, dan tepat aksi terhadap berbagai potensi ancaman dunia.