PR CIREBON - Sampai saat ini vaksin dosis ketiga atau vaksin booster masih diprioritaskan untuk tenaga kesehatan.
Pasalnya, para tenaga kesehatan merupakan orang yang paling berpotensi tinggi terkena virus Covid-19, karenanya vaksin booster untuk mereka.
Hal soal vaksin booster ini disampaikan oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi.
Baca Juga: Soal Deklarasi Perang Melawan Junta Militer Myanmar, Begini Tanggapan Aung San Suu Kyi
Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari PMJ News, jubir Kemenkes menyampaikan vaksin dosis ketiga atau booster hingga saat ini masih menjadi prioritas untuk tenaga kesehatan.
Sementara untuk masyarakat Indonesia masih belum ada. Nadia meminta jika ada oknum yang menawarkan vaksinasi dosis ketiga untuk segera dilaporkan.
“Jika melihat oknum menawarkan vaksin dosis ketiga kepada masyarakat, selain prioritas utama untuk tenaga kesehatan, maka silahkan lapor ke pihak berwenang," kata Kemenkes, pada Selasa, 21 September 2021.
Baca Juga: Lirik Lagu Red Velvet - Queendom, Ajak Semua Orang Percaya Diri
Masyarakat Indonesia harus bersabar dan memprioritaskan tenaga kesehatan yang lebih membutuhkan daripada yang lainnya.
Sebab, tenaga kesehatan adalah orang yang paling depan bertarung dengan Covid-19, sehingga memiliki potensi yang besar untuk terpapar virus Covid-19.
Jika tenaga kesehatan berkurang, maka peluang Covid-19 untuk merajalela semakin besar pula.
Oleh karenanya Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat agar menahan diri terlebih dahulu untuk mendapatkan dosis ketiga vaksin.
Presiden Jokowi juga tengah menggencarkan program vaksinasi dan memprioritaskan pemberian vaksinasi kepada masyarakat yang sama sekali belum menerima suntikan vaksin atau belum lengkap.
"Yang lebih penting memang kekebalan komunitas. Lebih banyak orang mendapatkan vaksin akan jauh lebih baik dibandingkan imunitas yang terpusat pada individu tertentu saja," pungkasnya.
Untuk sekarang, yang lebih penting adalah pelaksanaan vaksinasi untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Selain itu, peningkatan kesadaran akan protokol kesehatan yang harus dibiasakan dan menjadi perilaku dalam keseharian. ***