Tepis Narasi Negatif 'Vaksin Jokowi Berbeda dengan Masyarakat', Begini Kata Jubir Presiden

31 Januari 2021, 14:03 WIB
Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman menepis kabar yang menyebut'vaksin yang dipakai Presiden Jokowi berbeda dengan masyarakat.* /Instagram.com/@fadjroelrachman

PR CIREBON - Narasi negatif mengenai vaksin virus corona atau Covid-19 beredar di masyarakat Indonesia tepat setelah Presiden Jokowi divaksinasi beberapa waktu lalu.

Tak sedikit yang menganggap bahwa vaksin yang disuntikkan ke Presiden Jokowi berbeda dengan yang akan dipergunakan untuk vaksinansi nasional nanti.

Namun, isu soal vaksin yang dipakai Presiden Jokowi berbeda dengan masyarakat ditampik oleh Staf Khusus (Stafsus) Bidang Komunikasi dan Juru Bicara (Jubir) Presiden, M. Fadjroel Rachman pada salah satu acara virtual, Sabtu 30 Januari 2021.

Baca Juga: Viral Video Seorang Pria Diduga di Bali Marah Dirazia Masker, Tidak Punya Uang untuk Bayar Denda

Menurut Fadjroel, vaksin Covid-19 yang disuntikkan ke Presiden Jokowi adalah vaksin produksi Sinovac yang bekerja sama dengan BUMN PT Bio Farma.

Vaksin Covid-19 produksi Sinovac yang dipakai Presiden Jokowi juga sama persis seperti yang akan disuntikkan kepada masyarakat Indonesia nantinya.

“Presiden Joko Widodo itu mendapatkan vaksin Sinovac dua kali karena beliau yakin bahwa vaksin itu suci, halal, aman, dan efektif," kata Fadjroel.

Baca Juga: Sungguh Kejam, Wanita Paruh Baya Asal Jakarta Tega Bunuh Kucing untuk Dikonsumsi

"Dan vaksinnya sama persis dengan yang disuntikkan kepada 1,5 juta tenaga kesehatan,” imbuhnya yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Sekretariat Kabinet pada Minggu 31 Januari 2021.

Fadjroel mengatakan itu untuj menepis keraguan dan narasi yang beredar di media sosial bahwa Presiden Jokowi disuntik vaksin Covid-19 lain buatan Eropa.

Vaksin tersebut, imbuhnya, juga akan dipergunakan dalam program vaksinasi kepada masyarakat.

Baca Juga: NU Tegaskan Pernyataan Permadi Arya Tidak Mewakili NU, GP Ansor, dan Banser

Lebih lanjut, kata Fadjroel, masih banyak misinformasi dan disinformasi lain yang muncul di masa pandemi ini atau yang disebutnya dengan istilah “infodemik”.

“Kami juga mendapatkan catatan di antara Maret dan Oktober 2020, terkait dengan Covid-19, di Facebook dan Instagram ada 12 juta misinformasi dan disinformasi yang dibuat,” ungkapnya.

Secara spesifik, Fadjroel menyampaikan, tantangan yang dihadapi dalam vaksinasi bukan hanya infodemik tetapi juga persoalan yang berhubungan dengan dimensi keagamaan dan pengetahuan.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Setkab.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler