Harlah NU ke-95, Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj Ingatkan Generasi Muda: Belajar ke Luar Negeri Bawa Ilmunya

31 Januari 2021, 17:30 WIB
Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj memberikan pesan kepada generasi muda di momen Harlah NU ke-95.* /Antara / Abdu Faisal

PR CIREBON – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj mengizinkan seluruh generasi muda NU untuk belajar ke berbagai negara.

Dalam acara Harlah NU ke-95 pada Sabtu 30 Januari 2021 kemarin, KH Said Aqil Siradj mencontohkan negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, ataupun Eropa hingga Amerika.

Namun, KH Said Aqil Siradj mengingatkan agar para generasi muda yang belajar ke luar negeri untuk hanya membawa pulang ilmu, tanpa membawa budaya dari negara asal tempat belajar.

Baca Juga: Viral Video Seorang Pria Diduga di Bali Marah Dirazia Masker, Tidak Punya Uang untuk Bayar Denda

"Sering saya katakan, silakan belajar cari ilmu ke Arab. Gus Dur keluaran Irak, Gus Mus keluaran Mesir, Pak Quraish Shihab Mesir, Alwi Shihab juga adiknya, Pak Aqil Munawar keluaran Mekkah, senior saya itu," kata KH Said Aqil Siradj yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari PMJ News.

"Saya jelek-jelek 13 tahun di Mekkah ini, S1 sampai S3, pulang jangan bawa budayanya, bawa ilmunya. Kenapa? Budaya kita lebih unggul dari pada budaya Arab," sambungnya. 

Perbedaan budaya itu, misalnya, dalam waktu menjalankan salat.

Baca Juga: Sungguh Kejam, Wanita Paruh Baya Asal Jakarta Tega Bunuh Kucing untuk Dikonsumsi

Said Aqil mengatakan bahwa di saat ada yang sedang salat di Arab, orang lewat seperti biasa, malah melangkahi orang yang sedang sujud.

Ia menuturkan bahwa hal itu tentu bertolak belakang dengan budaya di Indonesia.

"Yang sudah haji pasti sudah mengalami kepalanya dilangkahi lagi sujud. Itu di kita jangan coba-coba melangkahi kepala orang lagi sujud atau lewat di depan orang lagi salat saja sudah jelek sekali di kita ini," ujarnya.

Baca Juga: Haul ke-11 Gus Dur dan Harlah ke-95 NU: Gusdur Harus jadi Inspirasi Generasi Muda NU

Selain itu, Said juga mencontohkan budaya orang Arab dalam pemanggilan pada saudara, terutama yang lebih tua.

Di Arab, seorang adik memanggil kakaknya langsung dengan menyebutkan nama.

Berbeda dengan di Indonesia, panggilan kepada yang lebih tua harus lebih sopan.

"Di sana adik panggil kakak tidak ada 'kak, mas, bang', nggak ada, namanya saja langsung. Di kita betapa jeleknya, adik panggil namanya saja kepada kakaknya harus ada kang, kak, mas, bang. Itulah budaya kita lebih baik daripada mereka," ungkapnya.

Baca Juga: Haul ke-11 Gus Dur dan Harlah ke-95 NU: Gusdur Harus jadi Inspirasi Generasi Muda NU

Begitupun, kata Said Aqil, bagi generasi muda yang belajar di Eropa, Amerika, atau Australia.

“Silakan kuliah ke Amerika, Eropa, Australia. Monggo, tapi pulang bawa teknologi, jangan bawa budaya," tegasnya.

Dalam Harlah ke-95 NU tersebut, Presiden Jokowi juga mengaku bangga terhadap Nahdliyin muda dan para santri yang berperan aktif dalam pemberdayaan ekonomi umat.

Baca Juga: NU Tegaskan Pernyataan Permadi Arya Tidak Mewakili NU, GP Ansor, dan Banser

"Saya bangga menyaksikan para Nahdliyin muda dan para santri berperan aktif dalam pemberdayaan ekonomi umat yang berbasis Pesantren," ujar Presiden Jokowi dalam sambutan secara virtual.

Presiden menyampaikan setiap kali mengunjungi pesantren ia melihat optimistis terhadap para santri yang tidak hanya paham ilmu agama, namun juga wirausaha.

"Bahkan, saat ini para santri sudah melek digital dan tidak sedikit yang menjadi pelopor teknologi informasi yang bisa membawa manfaat nyata bagi negara ini," kata Presiden Jokowi, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara.

Baca Juga: LPAI: Gadis Belia Sudah Berani Menjajakan Diri Jadi PSK Lantaran Terdesak Kebutuhan Sosial

Presiden juga menyatakan Kyai, Nyai dan para santri memiliki peran strategis untuk ikut membangun masa depan Indonesia, terlebih dalam menjawab tantangan era revolusi industri 4.0 dan kompetisi global.

"Kita semua melihat bukti NU berperan besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, menggerakkan semangat nasionalisme dan semangat toleransi serta dalam melawan segala bentuk radikalisme dan terorisme," tandasnya.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: PMJ News ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler