Bangunan Art Deco di Cirebon, Menawan dan Dihancurkan

- 27 Februari 2018, 03:27 WIB
SEJUMLAH pekerja memeriksa panel proyek jembatan di Jalur Pantura Jakarta-Cirebon, Subang, Jawa Barat, Rabu, 9 Januari 2019. Jembatan tersebut digunakan untuk akses jalan ke pelabuhan Patimban dan ditargetkan selesai pada Mei 2019.*/ANTARA FOTO
SEJUMLAH pekerja memeriksa panel proyek jembatan di Jalur Pantura Jakarta-Cirebon, Subang, Jawa Barat, Rabu, 9 Januari 2019. Jembatan tersebut digunakan untuk akses jalan ke pelabuhan Patimban dan ditargetkan selesai pada Mei 2019.*/ANTARA FOTO /

Memasuki masa Orde Baru, rumah unik dan megah itu dijadikan Kantor Korem 063/SGJ. Lalu dibeli Pertamina UEP III dan terakhir pada masa Wali Kota Kumaedhi Syafrudin tahun 1989 ditukargulingkan dengan alasan untuk membangun Kota Cirebon ke arah pinggiran barat. 

Gedung eks Korem, begitu nama yang disebut dalam lidah masyarakat setempat, pernah dijadikan sebagai tempat rutin Pameran Pembangunan 1 Oktober memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Korpri juga pernah berkantor di rumah tersebut.

Halamannya yang luas, bisa dijadikan arena latihan bola basket dan bola voli. Sayang bangunan tersebut dihancurkan begitu saja tanpa tersisa sedikit pun bagian aslinya. Konon bangunan itu tidak termasuk yang dilindungi Undang-Undang Cagar Budaya, karena memang undang-undang tersebut baru lahir tahun 1992. Sementara penghancuran terjadi pada tahun 1989. Konon Hotel Canton merupakan bentuk bangunan yang sangat langka di dunia.

Warisan

TAK dimungkiri bahwa sepanjang Jalan Yos Sudarso Cirebon dan sekitarnya merupakan daerah heritage (warisan) yang masih utuh. Model arsitektur empat zaman ada di sekitar daerah tersebut.

Dari mulai arsitektur masa Islam (keraton dan pengguron), neoklasik, masa kolonial (dengan art deco-nya) serta bangunan modern pascakemerdekaan. 

Perubahan mungkin saja terjadi, karena persoalan selera politik dan kemauan pemerintah jajahan saat itu. Seperti yang terjadi pada gedung Bank Indonesia yang semula bernuansa neoklasik, lantaran keinginan pemerintah Hindia Belanda berubahlah menjadi model bangunan yang sangat popular saat itu, yakni art deco.

Gedung pertama De Javasche Bank (DJB) dibangun pada sekira pertengahan tahun 1860an. Foto-foto koleksi masa lalu (Djawa Tempo Doeloe) mencerminkan kantor besar yang sederhana. Di depan kantor tampak sebuah dokar yang tengah menaikkan penumpang. Dokar saat itu merupakan kendaraan umum yang banyak digunakan masyarakat pribumi.

Kantor De Javasche Bank (DJB) Cabang Cirebon dibuka pada 31 Juli 1866 dan baru beroperasi tanggal 6 Agustus 1866 dengan nama Agentschap van De Javasche Bank te Cheribon. Pembukaan kantor cabang ini berdasarkan surat keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No 63 tanggal 31 Juli 1866 dan merupakan kantor cabang kelima.

Halaman:

Editor: Administrator


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x