Kegagalan MU Pasca Ditangani Pelatih Legendaris Alex Ferguson Mulai Terungkap

23 Juni 2022, 14:23 WIB
Kegagalan MU dituding mantan asisten MU karena pemain banyak memelihara energi negatif./pikiran-rakyat.com /

SABACIREBON-Tampaknya kegagalan Manchester United (MU) pasca ditangani pelatih legendaris Alex Ferguson mulai terungkap.

Setelah dilepas Alex, MU terjun sebagai klub yang jarang untuk diperhitungkan lagi. Bahkan tidak  lagi menjuarai Liga Premier. Sebaliknya, tetangga MU, Manchester City yang dulu diledek Alex, diawal kebangkitan City, dianggapp sebagai "tetangga yang berisik".

Sekarang situasinya menjadi terbalik. Dalam lima musim terakhir, City empat kali menjuarai Liga Inggris dengan memberikan kesempatan kepada Liverpool untuk meraih trophy Liga Inggris.

Baca Juga: Pilkada 2024 Kota Cirebon, Menunggu Head to Head 2 Srikandi, Fitria Pamungkaswati dan Eti Herawati, yang Lain?

Pelatih-pelatih setelah Alex dinilai tidak mampu membawa MU untuk berkiprah lagi sesuai nama besarnya. Bahkan dalam musim 2022/2023, MU tidak akan tampil di Liga Champion karena posisinya berada di urutan ke 7 klasemen akhir Liga akhir.

Anjloknya performance MU, seperti yang dilaporkan Goal.Indonesia, karena klub ini banyak memelihara energi negatif. Membiarkan keluh kesah berkembang dalam klub. Steve McClaren, yang akan membantu Erik ten Hag di MU, melihat banyak sikap dibiarkan mencederai mental pemenang. Bahasa tubuh pemain, terwakili dengan keluh kesah. Akhirnya Steve mengecam pemain pemain yang tidak membawa eneergi positif ke MU.

Steve memperbandingkan ini, dari pandangannya dalam melihat gerak pemain dan bahasa tubuh di era Alex Ferguson dan pelatih setelah Alex. Steve dahulunya, asisten Alex Ferguson. Sekarang Steve akan bekerja sama dengan Erik untuk menukangi MU.

Baca Juga: Mantan Menteri Perdagangan M. Lutfi Diperiksa, Mungkinkah Jadi Tersangka Baru Korupsi CPO? Simak disini

Kolaborasi Steve dengan Alex Ferguson di 1999, membawa The Red Devil memenangi 3 piala dalam satu musim. Ditangan pelatih yang terakhir, Ralf Rangnick dan Ole Gunar Solsjaer, MU hanya mampu finis ke enam.

Semuanya tidak lepas dari amburadulnya klub ini dari pekan ke pekan. Juga tudingan rusaknya harmoni ruang ganti, dan para pemain dirasa tidak tampil maksimal dan tak mau berusaha.

McClaren menegaskan budaya seperti ini harus segera diubah kalau Setan Merah mau bangkit lagi, dimulai dari latihan dengan benar.

Baca Juga: Putra Ustaz Arrazy Hasyim Berusia 3 Tahun Meninggal Tertembak

"Inilah hal-hal yang harus kami lakukan, hal-hal yang harus disambungkan dengan satu sama lain," jelas McClaren kepada putranya di podcast McClaren Performance.

McClaren lalu merujuk bagaimana Mauricio Pochettino membawa Tottenham Hotspur jadi peserta persaingan gelar juara Liga Inggris pada 2016 dan 2017 lewat sistem etos kerja yang bagus di mana semua pemain berkontribusi. "Pochettino bicara soal menciptakan budaya, kalau ada yang tak membawa energi, dia coret. Mereka harus membawa suatu energi ke dalam skuad," imbuhnya.

Juru taktik yang baru menurut Steve  tak akan menoleransi bahasa tubuh negatif, tiap kali Man United menelan kekalahan atau ditahan imbang, seperti yang sering terlihat dari gerak tubuh Christiano Ronaldo. "Anda harus siap, siap berlatih, siap bermain, siap bikin impak sebagai pemain pengganti, harus bereaksi," katanya.***

Editor: Aria Zetra

Tags

Terkini

Terpopuler