Wabah Virus Corona, Nasib Pekerja di Cirebon Terbagi ke Empat Kelompok

6 April 2020, 19:18 WIB
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya. /Egi Septiadi / PRMN
 
 
 
PIKIRAN RAKYAT - Wabah virus corona (Covid-19) yang terjadi sekarang ini, berdampak bagi perusahaan dan dunia kerja di Cirebon.
 
Seperti terjadi di Kota Cirebon, mayoritas perusahaan memaksa mengubah sistem kerja bagi karyawannya dengan sistem kerja jarak jauh (Work From Home). 
 
Kemudian hingga menurunnya pendapatan perusahaan terutama produk yang di ekspor di ke dunia internasional.
 
Baca Juga: Cek Fakta: Heboh Teori Konspirasi Sinyal 5G Penyebab Covid-19, Berikut Fakta Sebenarnya
 
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya kepada PikiranRakyat-Cirebon.com mengatakan, dampak virus corona begitu terasa di sektor dunia usaha maupun di sektor ketenagakerjaan.
 

 

 
Hal itu diketahui dari hasil rapat pada 31 Maret bersama forum HRD, kemudian dilanjutkan pada 1 April bersama serikat pekerja di masing-masing perusahaan. 
 
"Di antaranya mempekerjakan karyawan di rumah atau jarak jauh, perusahaan-perusahaan sudah banyak menerapkan sistem tersebut, mereka para karyawan bekerja di rumahnya masing-masing," kata Agus.
 
Baca Juga: Beri Dukungan Warga Muslim, Jerman dan Belanda Senandungkan Azan di Tengah Wabah Covid-19
 
Namun demikian ada beberapa juga mereka tidak memberlakukan hal itu, seperti supermarket, apotek, dan Puskesmas karena pelayanan mereka sangat di butuhkan bagi masyarakat.
 
"Ada empat cluster sistem pengupahan yang diterapkan perusahaan di musim pandemi virus corona ini, perusahaan besar mereka memberlakukan sistem kerja jarak jauh, namun hak bagi para karyawannya itu utuh, baik gaji maupun insentifnya," jelas Agus.
 
Kemudian ada cluster kedua dimana para perusahaan menerapkan gaji ful sementara insentifnya tidak di bayarkan penuh.
 
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Ada 5.000 Ulama yang Akan Disuntik Mati dengan Covid-19?
 
Ada lagi kata Agus kelompok ketiga, yakni perusahaan mampu membayarkan gajinya saja, sedangkan insentifnya tidak di bayarkan.
 
"Cluster terakhir (keempat) dimana ini cukup mengkhawatirkan, mereka meminta kesepakatan baik gaji maupun insentif melihat keuangan perusahaan di bayar atau tidak," ungkap Agus.
 
Dampak lainnya adalah menurunnya pendapatan seperti hotel 80 persen pengunjung mereka mengalami penurunan.
 
Baca Juga: Cek Fakta: Heboh Teori Konspirasi Sinyal 5G Penyebab Covid-19, Berikut Fakta Sebenarnya
 
"Karena tagar #dirumahsaja banyak warga tidak berani ke luar, mereka enggak mungkin menginap di hotel," pungkasnya. 
 
Bagi perusahaan ekspor produk mereka harus mengurangi produksi, karena akses ekspornya juga terhambat karena pademi covid-19 sekarang ini.****
Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Tags

Terkini

Terpopuler