Banjir Besar Jaman Nabi Nuh, Apakah Rendam Seluruh Dunia? Begini Rujukan Penjelasanya

31 Juli 2022, 21:05 WIB
Kaum nabi nuh yang enggan menyembah Allah akhirnya ditenggelamkan banjir besar/ foto ilustrasi tangkap layar dari kanal youtube @amirul mukminin /

SABACIREBON-Banjir paling besar yang pernah terjadi di dunia, senantiasa selalu dikaitkan dengan peristiwa dalam kisah Nabi Nuh.

Ya Nabi Nuh dan kata banjir tak bisa dipisahkan. Karena memang jaman Nabi Nuh ini, peristiwa banjir besar hingga menenggelamkan kaumnya yang tidak beriman kepada Allah SWT.

Lantas apakah peristiwa banjir besar jaman Nabi Nuh tersebut terjadi seluruh dunia atau tidak?

Baca Juga: Pertarungan Langka: Anjing Bergumul dengan Elang Raksasa Diselamatkan Anjing Lain

Pada jaman Nabi Nuh, disebutkan terdapat kaum yang tidak mau beriman kepada Allah SWT.

Padahal, Allah ketika itu telah mengutus Nabi Nuh agar mengetahui jalan kebenaran. Tetapi, mereka menyangkalnya, hingga akhirnya, bencana teramat besar dari Allah melanda.

Ada yang mengatakan jika banjir besar di jaman Nabi Nuh terjadi hingga memenuhi seluruh dunia ini. Apakah benar seperti itu?

Baca Juga: Bekasi Hadirkan Pesantren Lansia

Dikutip dari id.harunyahya.com, terkait hal ini Al-Quran memandang banjir dengan sudut pandang yang sangat berbeda.

Ini berbeda dibandingkan Pentateuch dan legenda-legenda lain tentang banjir yang diriwayatkan dalam berbagai kebudayaan.

Penta-teuch, yaitu lima kitab pertama dalam Perjanjian Lama. Di manacdi dalamnya menyatakan bahwa banjir tersebut bersifat global; menutupi seluruh bumi.

Baca Juga: Banjir Besar di Tanah Arab Lumpuhkan Kota Mekkah, Terjadi 9 Abad Setelah Dinasti Ini

Namun, dalam Al-Quran justru berbeda karena tidak memberikan keterangan seperti itu. Sebaliknya ayat-ayat tentang peristiwa ini membawa pada kesimpulan jika banjir saat itu bersipat regional dan tidak menutupi seluruh bumi.

Tapihanya menenggelamkan kaum Nabi Nuh saja yang telah diberi peringatan, lalu dihukum.

Ketika riwayat-riwayat tentang banjir dalam Perjanjian Lama dan Al-Quran diuji, perbedaannya sederhana saja.

Baca Juga: Raisa : Make-up Bukan Sekadar Warna, Produk ataupun Keharusan, tapi...

Perjanjian Lama, yang telah mengalami banyak perubahan dalam penambahan sepanjang sejarahnya, sehingga tidak dapat dinilai sebagai wahyu yang orisinil, menggambarkan bagaimana banjir berawal dalam uraian berikut:

Dan Tuhan melihat bahwa kejahatan manusia di bumi adalah besar, dan bahwa setiap imajinasi dari pikiran-pikiran dalam hatinya hanya selalu perbuatan jahat.

Dan ini menjadikan Allah menyesali bahwa Dia telah menciptakan manusia di bumi, dan ini menyedihkan hati-Nya.

Baca Juga: Pameran Kendaraan Listrik (PEVS) Catat Transaksi Rp 250 Miliar

Dan Tuhan berkata, “Aku akan membinasakan manusia yang telah kuciptakan dari permukaan bumi; kedua jenis yang ada, manusia dan binatang, dan segala yang merayap, dan unggas-unggas di udara, yang karena telah mengecewakan-Ku yang telah menciptakan mereka. Akan tetapi, (Nabi) Nuh mendapatkan kasih sayang di mata Tuhan,” (Kejadian, 6: 5-8).

Namun, dalam Al-Quran, jelas ditunjukkan bahwa banjir yang terjadi tidak seluruh dunia. Tetapi hanya melanda kaum Nabi Nuh yang dihancurkan.

Nabi Nuh hanya diutus kepada kaumnya dan banjir tersebut hanya memusnahkan umat Nabi Nuh saja.

Baca Juga: Polisi Tembak Polisi : Kasus Kematian Brigadir J Ditarik dari Polda Metro Jaya ke Bareskrim Polri

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata), ‘Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu, agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan’,” (QS. Huud, 11: 25-26).

Mereka yang dimusnahkan adalah orang-orang yang sepenuhnya menolak pernyataan kerasulan Nuh dan berkeras menentang.

Ayat-ayat yang senada cukup gamblang, “Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya),” (QS. Al A’raaf, 7: 64).

Baca Juga: Inilah yang didapat Para Atlet Kota Cirebon di Hari Jadi Cirebon ke-653

Di samping itu, dalam Al-Quran, Allah menegaskan bahwa Dia tidak akan menghancurkan suatu umat kecuali telah diutus seorang rasul kepada mereka.

Penghancuran hanya terjadi jika seorang pemberi peringatan telah sampai kepada suatu kaum, dan ia didustakan. Allah menyatakan dalam Surat Al Qashash.

“Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka, dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman,” (QS. Al Qashash, 28: 59).

Baca Juga: Jang Gyuri Tulis Pesan Menyentuh, Keluar dari fromis _9, Ingin Buat Lompatan Besar

Dari pernyataan-pernyataan dalam Al-Quran, bisa memastikan bahwa banjir Nuh adalah bencana regional, bukan global.

Penggalian-penggalian pada daerah-daerah arkeologis yang diperkirakan sebagai lokasi terjadinya banjir menunjukkan bahwa banjir tersebut bukanlah sebuah peristiwa global yang mempengaruhi seluruh bumi.

Akan tetapi merupakan sebuah bencana yang sangat luas yang mempengaruhi bagian tertentu dari wilayah Mesopotamia.***

Editor: Andik Arsawijaya

Tags

Terkini

Terpopuler