Refleksi Historis Dasasila Bandung: Pengaruh dan Relevansinya dalam Dunia Modern

- 1 Juli 2024, 21:00 WIB
Ilustrasi Dasasila Bandung Hasil Konferensi Asia Afrika 1955
Ilustrasi Dasasila Bandung Hasil Konferensi Asia Afrika 1955 /Bing/Image

SABACIREBON - Konferensi Asia Afrika 1955 tidak hanya menjadi momen monumental dalam sejarah diplomasi global, tapi juga melahirkan Dasasila Bandung, sepuluh prinsip yang mendefinisikan interaksi antarnegara di kawasan Asia dan Afrika.

Pertemuan historis ini, yang berlangsung di Gedung Merdeka, Bandung, menandai era baru dalam solidaritas regional dan global.

Dasasila Bandung dibentuk dalam konteks yang sangat kritis, di mana dunia saat itu terbagi dalam dua blok besar yang kontras—Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dengan ideologi kapitalis, dan Blok Timur di bawah pengaruh Uni Sovyet yang komunis. Kedua blok ini berada di ambang Perang Dingin yang intens.

Baca Juga: Peluang Kerja di Ryokan Jepang, Kemnaker Laksanakan Business Matching dengan Industri Perhotelan Jepang

Dalam suasana tegang tersebut, Dasasila Bandung menawarkan alternatif bagi negara-negara yang ingin menghindari konflik ideologis dan militer.

Deklarasi ini menekankan pada prinsip-prinsip seperti menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara lain, serta menghindari intervensi dalam urusan dalam negeri negara lain—sebuah seruan untuk kedamaian dan kooperasi yang mendesak.

Prinsip non-intervensi dan menghormati kedaulatan menjadi sangat penting, terutama di kawasan yang banyak mengalami penjajahan dan intervensi asing.

Baca Juga: WIKA Tanamkan 100 Jenis Pohon Endemik Jawa di Jalan Tol IKN 3B

Ini adalah suara kolektif negara-negara Asia dan Afrika yang menentang kolonialisme dan neokolonialisme, yang pada saat itu masih sangat kuat pengaruhnya.

Halaman:

Editor: Buddy Nugraha

Sumber: jabarprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah