Informasi Pribadi Sempat Tersebar Luas, Psikologis Pasien Positif Virus Corona asal Depok alami Tekanan

- 9 Maret 2020, 19:21 WIB
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto yang juga juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (6/3/2020).*
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto yang juga juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (6/3/2020).* /ANTARA FOTO/

Baca Juga: Resmikan Pojok Baca BI Corner dan Pekan QRIS, Wakil Wali Kota Cirebon: Kemajuan Teknologi Bisa Permudah Kinerja Masyarakat

Hal tersebut diungkap oleh Achmad Yurianto yang menuturkan kondisi keduanya saat melakukan siaran pers di Kantor Presiden, Jakarta pada Senin 9 Maret 2020.

“Agak depresi akibat identitas terbuka. Sekarang mereka agak tertekan dengan hal itu. Faktor psikologis akan berpengaruh ke imunitas,” ungkap Achmad Yurianto seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs PMJ News.

Beban psikologis keduanya dikhawatirkaan akan memperngaruhi imunitas atau daya tahan tubuh, hal itu akan membuat pasien kesulitan menghalang Covid-19.

Baca Juga: Terima Reses Komisi VIII DPR RI, Wali Kota Cirebon Harap Dukungan Pemerintah Pusat

Sehingga, pada Senin, keduanya dinyatakan positif virus corona, padahal menurut Yusri, keduanya sudah menjalani isolasi selama tujuh hari dengan catatan kondisi fisik yang membaik.

Untuk pasien yang telah dinyatakan positif virus corona, semuanya telah menjalani masa isolasi di rumah sakit di Jakarta dan diwilayah lain dan kasusnya saling berkaitan.

Beberapa pasien diantaranya terinfeksi dari salah satu ABK Kapal Diamond Princess yang sebelumnya telah menjalani masa katrantina, sehingga ia kini disebut sebagai episentrum atau penyebar virus corona.

Baca Juga: Dampak Penyebaran Virus Corona, Anggota DPR Ingatkan Jangan Sampai Sebabkan PHK

Hingga hari Minggu kemarin, Kementerian Kesehatan telah meninjau 620 spesimen dari 25 provinsi dans 21 diantaranya masuk dalam suspect, meski semuanya masih membutuhkan observasi lanjutan.***

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah