Tradisi 'Nyaneut' Awalnya Diperkenalkan Sunan Gunung Jati di Garut saat akan Dakwah

13 September 2023, 19:50 WIB
Ketua Komunitas Nyaneut Cigedung Garut Dasep Darmawan tengah memaparkan sejarah muncul tradisi nyaneut atau minum teh bersama-sama yang disebut di bawa Sunan Gunung Jati. /Humas Pemkab Garut/

SABACIREBON - Perayaan yang sarat dengan nilai tradisi yakni Nyaneut Festival, kembali memukau warga Garut di Lapang Situgede, Kecamatan Cigedug, Selasa, 12 September 2023.

Festival tersebut menghidupkan kembali adat minum teh yang dikenal dengan Nyaneut, sebuah praktik yang telah mentujadi bagian tak terpisahkan dari kultur tahunan Kabupaten Garut.

Nyaneut sendiri memiliki makna mendekatkan dan mempertemukan, sebagaimana dijelaskan oleh Ketua Komunitas Nyaneut, Dasep Badrussalam.

Baca Juga: Perampok Nasabah Bank Jaringan Internasional Ditangkap, Pernah Beraksi di Majalengka dan Bekasi

Sunan Gunung Jati, kata Dasep, adalah tokoh pertama yang memperkenalkan Nyaneut ketika berkarya di daerah Sunda, khususnya di Garut. Sebelum memulai dakwah, satu dari Wali Songo ini selalu mengumpulkan masyarakat untuk bersama-sama menikmati teh.

"Sejak dahulu dari tahun 1.504, Sunan Gunung Jati ketika dakwah ke tatar Sunda khususnya di Garut sealu membawa tradisi itu. Nah, sebelum beliau dakwah melalui pendekatan media seperti kebudayaan, suka mengumpulkan masyarakat untuk minum teh atau Nyaneut," ujar Dasep.

Dia mengungkapkan, menghidupkan kembali Nyaneut adalah untuk memelihara kearifan lokal yang telah mengakar sejak lama, terutama di Kecamatan Cigedug. Festival ini bukan hanya nostalgia, melainkan juga memperkenalkan prosesi Nyaneut yang melibatkan ritual sebelum menikmati teh.

Baca Juga: Pengakuan Ivan Jenner Saat Debut Bersama Timnas U-23, Hingga Cetak Gol

"Nah, Festival Nyaneut diadakan setahun sekali sebagai nostalgia. Kalo sehari-hari itu itu (tidak ada), karena Nyaneut ada prosesinya, tidak langsung minum air teh," ucapnya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beni Yoga Gunasantika, melihat Festival Nyaneut sebagai acara yang dapat mempererat hubungan antara pemerintah dan masyarakat.

Ia juga melihat potensi ekonomi yang dapat dikembangkan dari festival ini, mengingat Kabupaten Garut memiliki lebih dari 6 ribu hektare kebun teh dengan produksi hampir 7 ton per tahun.

Baca Juga: Si Jago Merah Ngamuk Lalap Rumah Warga di Majalengka

Festival ini berhubungan langsung dengan sektor pertanian, menjadi potensi besar bagi Garut. Beni berharap acara semacam ini dapat diadakan sepanjang tahun dan tidak hanya di Kecamatan Cigedug, melainkan juga di kecamatan lain.

Bahkan, dirinya juga sempat meminta persetujuan kepada Dasep selaku Ketua Komunitas Nyaneut, agar kegiatan ini bisa direplikasi di kecamatan lain.

"Nah, saya mau mencoba nanti di awal Oktober, kegiatan Nyaneut mau dibawa dan dikenalkan kepada masyarakat (Garut bagian) selatan. Ada saudara-saudara kita yang berbatasan dengan Tasik, berbatasan dengan Bandung yang jauh di sana, nanti kita jelaskan Nyaneut itu seperti apa)", tutur Beni.

Menurut Beni, Nyaneut berhubungan langsung dengan bidang yang digarap oleh dinasnya yaitu pertanian.

Sehingga ia berharap acara semacam Nyaneut ini bisa digelar sepanjang tahun, dan tidak hanya dilakukan di Kecamatan Cigedug saja, melainkan dilaksanakan juga di kecamatan lain.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, Wawan Somarwan, berharap kegiatan Nyaneut Festival akan terus berlanjut dan materi acaranya lebih beragam. Acara ini juga menjadi wadah untuk memamerkan berbagai kesenian khas dari Kecamatan Cigedug.

"Alhamdulillah kan, bermacam-macam keterampilan seni budaya yang ada di Kecamatan Cigedug utamanya itu bisa ditampilkan," tandasnya.***

Editor: Asep S. Bakrie

Sumber: Humas Pemkab Garut

Tags

Terkini

Terpopuler