Banjir Sungai Ciwidey Akibatkan Sebuah Jembatan Ambruk, 2 Warga Dua Desa Kehilangan Akes

7 Juni 2022, 09:10 WIB
Banjir Sungai Ciwidey menyebabkan sebuah jembatan penghubung dua desa ambruk. /Jurnal Soreang/

SABACIREBON - Bencana alam masih terus mengintai di beberapa daerah, baik di pegunungan, pantai, atau wilayah bantaran sungai.

Hal ini seiring dengan puncak musim hujan dan gelombang tinggi di beberapa perairan.

Salah satu dampak dari masa peralihan musim ini terjadi banjir bandang akibat curah hujan masih tinggi.

Banjir bandang yang baru-baru ini terjadi akibat meluapnya Sungai Ciwidey, di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung sepanjang Senin 06 Juni 2022 sore hingga malam, menyebabkan Sungai Ciwidey meluap.

Baca Juga: Hari Ini Lokasi Tempat Pembuatan SIM Keliling di Bandung

Sungai Ciwidey tidak hanya meluap tetapi arus juga cukup kuat. Mengingat kontur wilayah Ciwidey ke arah utara bisa dibilang derajat kemiringannya cukup tajam.

Arus kuat Ciwidey ini juga menyebabkan pengikisan tebing sungai. Di beberapa bagian pengikisan tersebut cukup kuat sehingga tebing tergerus cukup dalam.

Pengikisan tebing ini pun menyebabkan sebuah jembatan sebuah jembatan yang menghubungkan Kampung Warung di Desa Tenjolaya Pasirjambu dan Desa Neglasari Kecamatan Ciwidey ambruk.

Bagian tebing tempat tumpuan jembatan di kedua ujungnya terkikis, sehingga jembatan ambruk ke badan sungai.

Tak hanya merobohkan jembatan, beberapa rumah yang berada di pinggir aliran sungai Ciwidey juga terancam roboh, karena aliran sungai yang cukup deras.

Baca Juga: Di Cirebon, Pencuri Berpura-pura Jadi Pocong Pakai Mukena, Aksinya Kini Terhenti Setelah Polisi Lakukan Ini

Arus kuat s mengikis tebing sungai dan menghanyutkan yang ada di atasnya.

Diperoleh keterangan, dari laporan potongan video yang dikirimkan Kepala Desa Tenjolaya Kecamatan Pasirjambu, Ismawanto Somantri kepada Jurnal Soreang, terlihat kalau debit air yang turun dari arah hulu atau atas sangat besar dan berwarna coklat pekat bercampur lumpur.

Deras serta kotornya aliran air sungai Ciwidey itu pertanda di daerah hulu atau atas, saat ini sama sekali sudah tidak ada daerah resapan air akibat alih fungsi lahan yang sangat tidak terkendali.

Ismawanto Somantri menduga kerusakan lingkungan di daerah hulu cukup tinggi.

Kerusakan lingkungan terjadi karena ulah para petani liar baik secara individu maupun kelompok yang membuka lahan dan mengganti tanaman keras ke sayuran.

Baca Juga: Wales Lolos ke Piala Dunia 2022, Impian 64 Tahun Akhirnya Terwujud

Peralihan komiditas pertaian itu menyebabkan daerah hulu kehilangan pelindung tanah dan catchmenth aea (daerah tangkapan air). Akibat yang terjadi banjir bandang yang kerap terjadi setiap hujan besar turun.

Dugan lain yang menyebakan banjir bandang, kata Ismawanto, karena ada pembukaan lahan yang sedang dilakukan oleh perusahaan multi nasional PT Geo Dipa.

"Ya kemungkinan besarnya begitu. Akibat pembukaan lahan di Geo Dipa, kemudian para petani liar baik yang besar maupun kecil yang merusak hutan dan menggantinya menjadi tanaman sayuran," ujar Ismawanto.

"Karena setiap musim hujan ya pasti banjir bandang seperti ini karena di atas kan sudah tidak ada tangkapan air lagi, hutannya sudah rusak," lanjutnya.

Ismawanto pun meminta pemerintah dan pihak terkait lainnya tidak berpangku tangan melihat kondisi ini.

"Kami mohon pemerintah yang lebih atas turun tangan melihat langsung. Mohon juga perusak lingkungan itu ditindak, termasuk para petani liar baik yang berskala besar maupun kecil," harap Ismawanto.

Jika tak ditindaklanjuti, Ismawanto takut dampaknya paling mengerikan selain akan semakin rusaknya lingkungan juga bisa menyebabkan korban jiwa dan kerugian materil.***

Disclimer: Berita ini sudah tayang di Jurnalsoreang, Selasa 7 Juni 2022, pukul 06:33 WIB berjudul, "Diguyur Hujan Deras, Sungai di Ciwidey Meluap, Akibatkan Satu Jembatan Ambruk dan Akses 2 Desa Kini Terputus!"

Penulis: Agung Prasetya

Editor: Asep S. Bakrie

Sumber: Jurnal Soreang

Tags

Terkini

Terpopuler