4 Miskonsepsi Klaster Covid-19 di Sekolah, Ridwan Kamil: Tidak Ada Klaster Covid Selama PTM di Jawa Barat

26 September 2021, 15:20 WIB
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, angkat bicara memberikan klarifikasi terkait tidak adanya klaster Covid-19 di Jawa Barat. /ANTARA/HO-Humas Pemprov Jabar

PR CIREBON - Ramai beredar berita terkait munculnya klaster Covid-19 selama pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) berlangsung di Jawa Barat.

Hal ini ramai diberitakan setelah muncul pernyataan dari Kemendikbud Ristek yang menyatakan adanya temuan 150 klaster sekolah di Jawa Barat setelah PTM dilaksanakan.

Mengetahui hal ini, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, angkat bicara memberikan klarifikasi terkait klaster Covid-19 di Jawa Barat.

Baca Juga: Wow, Pre-Order Mini Album SEVENTEEN 'Attacca' Tembus 1,4 Juta Stok

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Instagram @ridwankamil, Gubernur Jawa Barat tersebut menegaskan tidak ada klaster Covid-19 sekolah selama PTM berlangsung.

“Sementara tidak/belum ada KLASTER Covid selama PTM di sekolah-sekolah di Jawa Barat,” ungkap Ridwan Kamil.

Gubernur Jawa Barat yang akrab dipanggil Kang Emil, menjelaskan arti kata klaster yang telah diklarifikasi oleh Kemendikbud.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Minggu Ini, 26 September hingga 2 Oktober 2021: Aquarius, Capricorn, dan Pisces Ada Hal Penting

Hal ini dijelaskan agar tidak ada kesalahpahaman dalam memahami informasi yang beredar.

“Definisi “klaster” itu: jumlahnya banyak dan pusat penyebarannya di satu titik. Sudah diklarifikasi oleh Kemendikbud di slide ke-2,” ucap Kang Emil.

Dalam unggahan @ridwankamil pada slide kedua, terdapat paparan mengenai empat Miskonsepsi terkait pemberitaan klaster PTM yang disampaikan Kemendikbud Ristek, di antaranya:

Baca Juga: Badan PBB Peringatkan Kelaparan akan Segera Terjadi di Afghanistan: Mengerikan

1. Angka 2,8 persen satuan pendidikan itu bukanlah data klaster Covid-19, tetapi data satuan pendidikan yang melaporkan adanya warga sekolah yang pernah tertular Covid-19. Sehingga, lebih dari 97 persen satuan pendidikan tidak memiliki warga sekolah yang pernah tertular Covid-19.

2. Data 2,8 persen belum tentu juga penularan Covid-19 terjadi di satuan pendidikan. Data tersebut didapatkan dari laporan 46.500 satuan pendidikan yang mengisi survei dari Kemendikbud Ristek.

3. 2,8 persen satuan pendidikan yang diberitakan itu bukanlah laporan akumulasi dari kurun waktu satu bulan terakhir, tetapi 14 bulan terakhir sejak tahun lalu yaitu bulan Juli 2020.

Baca Juga: Febri Diansyah Desak Jokowi Angkat 56 Pegawai KPK sebagai ASN dengan 5 Alasan Ini

4. Isu yang beredar mengenai 15.000 siswa dan 7.000 guru positif Covid-19 berasal dari laporan yang disampaikan oleh 46.500 satuan pendidikan yang belum diverifikasi, sehingga masih ditemukan kesalahan.

Lebih lanjut Ridwan Kamil menjelaskan, jika yang sebenarnya terjadi adalah laporan tersebut merupakan kumpulan laporan dari dulu sampai sekarang.

Baik yang warga sekolahnya terpapar Covid-19, bisa yang di rumahnya, ataupun bisa di tempat publik non sekolah lainnya.

Baca Juga: Pukuli Pria yang Melakukan Pelecehan Seksual pada Putranya, Ayah di AS Ini Bisa Didakwa

Ridwan Kamil juga menambahkan jika Jawa Barat terus konsisten melakukan vaksinasi setiap harinya.

Dirinya mengaku terus memprioritaskan warga sekolah, tenaga kesehatan, dan siswanya. ***

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: Instagram @ridwankamil

Tags

Terkini

Terpopuler