Inilah Konflik Israel-Palestina: Kronologi sejak 1948

- 9 Oktober 2023, 17:19 WIB
Seorang perempuan Palestina menyatakan kesedihannya di antara ketakutan dengan latar belakang properti yang hancur oleh serangan udara Israel.
Seorang perempuan Palestina menyatakan kesedihannya di antara ketakutan dengan latar belakang properti yang hancur oleh serangan udara Israel. /Gulfnews/

Perjanjian damai antara Presiden Mesir Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin, yang dikenal sebagai Perjanjian Camp David, ditengahi pada 17 September 1978, oleh Presiden Jimmy Carter. Potensi usulan perdamaian Palestina dibahas tetapi tidak pernah dilaksanakan.

Desember 1987: Intifada pertama

Pemberontakan Palestina, atau intifada, menimbulkan bentrokan dan protes di Tepi Barat, Gaza, dan Israel. Kerusuhan terus berlanjut selama bertahun-tahun, dan banyak yang terbunuh atau terluka di kedua pihak.

1993: Perjanjian Oslo

Pakta pertama dari dua pakta, yang dikenal sebagai perjanjian Oslo, ditandatangani antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), yang menetapkan proses perdamaian berdasarkan resolusi PBB sebelumnya. (Perjanjian tindak lanjut ditandatangani pada tahun 1995.) Perjanjian tersebut membentuk Otoritas Palestina untuk mengawasi sebagian besar urusan administratif di Tepi Barat dan Gaza.

PLO diakui oleh Israel dan Amerika Serikat sebagai mitra negosiasi. Namun, yang masih belum terselesaikan adalah isu-isu utama seperti pemukiman Israel di Tepi Barat dan status Yerusalem, yang dipandang oleh Palestina sebagai ibu kota negara mana pun di masa depan.

2000: Intifada Kedua

Intifada kedua, atau pemberontakan Palestina, dimulai setelah kerusuhan pecah menyusul kunjungan tokoh politik sayap kanan Israel Ariel Sharon (yang kemudian menjadi perdana menteri) ke sebuah kompleks di Yerusalem yang dihormati dalam agama Yudaisme, Kristen, dan Islam. Bentrokan dan kekerasan lainnya berlanjut hingga tahun 2005, menyebabkan ratusan orang tewas di kedua sisi.

2006: Hamas terpilih di Gaza

Kelompok militan Palestina Hamas memenangkan pemilu di Gaza, yang menyebabkan ketegangan politik dengan partai Fatah yang lebih moderat yang menguasai Tepi Barat.

Halaman:

Editor: Asep S. Bakrie

Sumber: Gulf News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x