Namun, Myanmar membantahnya, mengatakan bahwa pasukan mereka terlibat dalam kampanye sah melawan pemberontak Rohingya, menyalahkan pemberontak tersebut atas sebagian besar aksi kekerasan termasuk pembakaran desa.
Baca Juga: Serupa Tak Bercermin, Masyarakat Diminta Patuhi Protokol Kesehatan saat Rapat Menteri Tanpa Masker
Para pengungsi mengatakan Rohingya telah menghadapi 'genosida tersembunyi' di Myanmar, selama beberapa dekade dan mereka meminta PBB dan organisasi lain untuk mengumumkan apa yang terjadi pada genosida tahun 2017.
"Tolong berdiri dengan Rohingya yang tidak bersalah, dan semoga kami bisa kembali ke rumah kami," kata mereka dalam pernyataan itu.
Sementara itu, Bangladesh mengatakan akan segera mencabut larangan internet seluler berkecepatan tinggi di kamp-kamp yang diberlakukan pihak berwenang dengan alasan kekhawatiran bahwa media sosial akan digunakan untuk menimbulkan kepanikan.***