Selain itu, alasan lainnya adalah kekurangan gizi dan istirahat, sehingga otak rawan terkena stroke.
“Kurang gizi dan istirahat menyebabkan berkurangnya jumlah darah dan oksigen di otak hingga memicu stroke otak," kata Li.
Baca Juga: 4 Bulan Dilanda Pandemi Corona, Daerah di Indonesia ini Baru Laporkan Kasus Covid-19 Pertamanya
Untuk itu, Xiaobin menjalani perawatan rehabilitasi di rumah sakit Nanning. Meskipun, seorang kepala terapis rumah sakit, Dokter Jin mengatakan sulit untuk menentukan Xiaobin dapat sepenuhnya pulih.
Sementara itu, kecanduan video game telah menjadi masalah di kalangan anak muda di Tiongkok, cenderung menjadi gangguan klinis.
Pasalnya, mereka yang kecanduan akan mengabaikan studi, kehidupan sosial hingga keluarga, hanya untuk game online.
Baca Juga: Pendopo Wali Kota Banjar Kena Geladah, KPK Curigai Ada Korupsi Proyek Sejak 2012
Banyak orangtua di Tiongkok yang memilih memanfaatkan rehabilitasi detoks digital sebagai upaya terakhir untuk membatasi fiksasi anak-anak mereka di dunia digital. ***