Abaikan WHO, Arab Saudi Percaya Keampuhan Dexamethasone dan Setujui Jadi Pengobatan Pasien Corona

- 19 Juni 2020, 17:55 WIB
Obat Dexamethasoen
Obat Dexamethasoen //*Galamedia

PR CIREBON - Khasiat Dexamethasone yang dikabarkan ampuh mengobati pasien corona mendadak menjadi perbincangan masyarakat dunia. Terlebih, penemuan Dexamethasone dilakukan oleh sejumlah peneliti dari Universitas Oxford yang semakin meyakinkan masyarakat dunia.

Secara detail, penelitian Universitas Oxford yang terbit pada 16 Juni 2020 lalu itu menemukan informasi bahwa obat steroid dosis rendah yang biasa dipakai untuk mengobati peradangan, juga berpotensi menekan tingkat kematian pasien virus corona yang menggunakan ventilator sekitar 35 persen.

Bahkan, para peneliti memperkirakan sekitar lima ribu nyawa bisa selamat, bila Inggris menggunakan obat itu saat tahap awal penyebaran pandemi.

Baca Juga: Sempat Trending Pertama Youtube, Kisah Mistis Lengkap Ojol Bawa Hantu Cindy 'Ngaku' Tim Jurnal Risa

Sehingga, penelitian itu bermaksud mendorong pemerintah Inggris menyetujui penggunaan dexamethasone dengan biaya sebesar 6 dollar AS atau setara dengan Rp 85.000 untuk perawatan selama sepuluh hari.

Hingga kabar itu sampai ke telinga Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi, sehingga mereka memutuskan menyetujui penggunaan obat tersebut.

Tepatnya, pada Rabu, 17 Juni 2020 Arab Saudi mulai menggunakan obat Dexamethason untuk mengobati pasien virus corona yang kritis.

Baca Juga: Banjir Rob Berpotensi Terjang Pesisir Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara, Masyarakat Diminta Waspada

Meskipun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan desakan kehati-hatian kepada setiap warga dunia saat menggunakan obat dexamethasone dan mencatat temuan tersebut.

Pasalnya, klaim keampuhan obat itu hanya berasal dari satu penelitian.

Namun begitu, lansiran Saudi Press Agency, Kementerian Kesehatan Arab Saudi mulai memberikan obat dexamethasone kepada pasien yang membutuhkan oksigen yang dirawat di ruang perawatan intensif (ICU).

Baca Juga: Tentara India Ditawan hingga Poster Xi Jinping Dibakar, Konflik Perbatasan Semakin Bergejolak

Adapun langkah ini diambil setelah laporan dari Research Center Johns Hopkins University hingga Jumat, 19 Juni 2020, Arab Saudi telah melaporkan lebih dari 145.000 kasus infeksi Covid-19, sekaligus sebanyak 1.139 pasien sudah meninggal dunia.

Sementara itu, pemerintah Arab Saudi kembali memberlakukan jam malam dan langkah-langkah lain di Jeddah menyusul hadirnya lonjakan kasus di sana.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Saudi Press Agency


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x