PBB: Jika Rusia tak Buka Blokade Pelabuhan Laut Hitam, Jutaan Manusia Terancam mati.

- 15 Mei 2022, 21:18 WIB
Ilustrasi - Pelabuhan Novorossiysk di Laut Hitam. /Pixabay/Hamuraj/pikiran-rakyat.com
Ilustrasi - Pelabuhan Novorossiysk di Laut Hitam. /Pixabay/Hamuraj/pikiran-rakyat.com /

SABACIREBON - Gara-gara Rusia invasi Ukraina, begitu banyak negara di dunia didera berbagai macam kekhawatiran. 

Bagi negara-negara Eropa langkah pemberian sanksi ekonomi sejum lah negara BNarat kepada Rusia tentu saja akan berubah menjadi bumerang yang memnyengsarakan. Pasalnya ada sejumlah pasokan kebutuhan pokok negara-negara Barat yang didatangkan dari Rusia.

Sanksi ekonomi kepada Rusia sudah pasti akan dibalas yang salah satunya penghentian pasokan gas alam dan bahan makanan, gandum, Jagung, Jelai dll.

Melihat kemungkinan pahit yang muncul akibat saling memberikan sanksi ekonomi antara negara Barat dan Rusia, menyebabkan organisasi negara-negara sedunia, PBB segera turun tangan.

Baca Juga: Drama India, Berakhir Juara. Kali Pertama di Piala Thomas

Kepala Pangan PBB memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membuka pelabuhan yang berada di Laut Hitam.

Jika tidak, jutaan orang akan mati di seluruh dunia karena Vladimir Putin memblokir pelabuhan Ukraina.

David Beasley, kepala Program Pangan Dunia PBB, memohon kepada presiden Rusia untuk mengakhiri blokade pelabuhan Laut Hitam.

"Jutaan orang di seluruh dunia akan mati karena pelabuhan-pelabuhan ini diblokir," katanya, Sabtu, 13 Mei 2022.

Baca Juga: Akibat Kerusakan Mesin Citilink Mendarat Darurat di Bandara Ahmad Yani, 146 Penumpangnya Selamat

"Jika Anda memiliki hati untuk seluruh dunia, terlepas dari bagaimana perasaan Anda tentang Ukraina, Anda perlu membuka pelabuhan-pelabuhan itu," tutur David Beasley menambahkan.

Dia menekankan bahwa Odesa, yang telah berada di bawah pemboman reguler Rusia, dan pelabuhan lainnya perlu beroperasi dalam 60 hari ke depan.

Hal itu untuk menghindari bencana bagi ekonomi Ukraina yang sangat terfokus pada pertanian, dan baru-baru ini menyumbang lebih dari 40 persen dari ekspornya.

"Jika Anda tidak menyelesaikan masalah pelabuhan ini dan terbuka, ekonomi Ukraina benar-benar runtuh," ujar David Beasley.

Baca Juga: Piala Thomas : Pertama kali Masuk Final, India Raih Piala Thomas, Tekuk Indonesia, 3-0.

Negara-negara miskin di Afrika dan daerah lain diyakini sangat rentan terhadap kekurangan pangan yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Menurut Pemerintah AS, Ukraina adalah salah satu dari lima eksportir global teratas untuk beberapa produk pertanian penting, termasuk jagung, gandum dan jelai, serta menjadi eksportir utama minyak bunga matahari dan makanan.

Pertempuran baru di sekitar Pulau Snake dalam beberapa hari terakhir pun kemungkinan menjadi pertempuran untuk menguasai pantai Laut Hitam barat.

Menurut beberapa pejabat pertahanan, pasukan Rusia berjuang untuk membuat kemajuan di utara dan timur Ukraina.

Baca Juga: Seri ke 7 MotoGP Malam ini, Quartararo Posisi 4, Murid Rossi Francesco Bagnaia di Posisi Terepan

Ukraina mengatakan telah merusak sebuah kapal logistik angkatan laut Rusia di dekat pulau itu, sebuah pos kecil tapi strategis, dan membakarnya.

"Berkat tindakan pelaut angkatan laut kami, kapal pendukung Vsevolod Bobrov terbakar. Ini adalah salah satu yang terbaru di armada Rusia," ucap Serhiy Bratchuk, juru bicara administrasi militer regional Odesa.

Sementara itu, ketika pertempuran berlanjut di sekitar Ukraina timur, langkah diplomatik yang lebih luas menekan Vladimir Putin untuk mencegah bencana pangan global.

Para Menteri Luar Negeri dari kelompok negara-negara kaya G7 (AS, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, dan Kanada) bertujuan untuk memberikan apa yang disebut Jerman sebagai "tanda persatuan yang kuat" ketika mereka bertemu pada hari Jumat, 13 Mei 2022 di sebuah perkebunan kastil berusia 400 tahun di resor Laut Baltik Weissenhaus untuk membahas konflik dan kekhawatiran bahwa itu bisa meluas ke Moldova.

Baca Juga: Persib Belum Pastikan Ikut Turnamen, Begini Kata Teddy

Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss mengatakan sangat penting untuk terus menekan Presiden Rusia dengan memasok lebih banyak senjata ke Ukraina dan menjatuhkan sanksi lebih lanjut.

Konflik telah membuat harga global untuk biji-bijian, minyak goreng, bahan bakar, dan pupuk melonjak.

"Ada 25 juta ton biji-bijian yang saat ini diblokir di pelabuhan Ukraina Odesa, yang berarti makanan bagi jutaan orang di dunia yang sangat dibutuhkan, terutama di negara-negara Afrika dan di Timur Tengah," kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock.

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian mengatakan sangat penting bagi G7 untuk menunjukkan bahwa Moskow adalah akar penyebab kerawanan pangan global.

Baca Juga: Benarkah Suhu Panas Berakhir Pertengahan Mei Ini?, WMO: Suhu Panas Bukan Gelombang Panas

"Kami akan melanjutkan upaya dukungan kami, tetapi saya akan menambahkan bahwa kita perlu berurusan dengan konflik yang akan berlangsung dan konsekuensi jangka panjang pada ketahanan pangan," tuturnya.

Kita perlu menunjukkan bahwa agresi Rusia terhadap Ukraina memprovokasi krisis pangan global," ujar Jean-Yves Le Drian menambahkan, seperti dikutip dari Evening Standard, Minggu, 15 Mei 2022.***

Disclaimer: Berita di atas sebelumnya tayang pada www.https//pikiran-rakyat.com berjudul "Jutaan Orang di Dunia akan Mati, PBB Minta Vladimir Putin Buka Pelabuhan Laut Hitam; Jika Anda Punya Hati," ditulis oleh Eka Alisa Putri 15 Mei 2022, 09:15 WIB

 

Editor: Otang Fharyana


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x