SABACIREBON - Pada era medsos saat ini, informasi berseliweran tanpa mudah tersaring. Sedikit saja salah dalam menyikapi, bisa berakibat patal atau setidaknya merugikan.
Perang informasi atau propaganda memang dasyat dalam mempengaruhi banyak orang. Tak hanya sebatas dalam kepentingan sesaat dan terbatas, tetapi ini juga banyak dimnafaatkan pihak-pihak tak bertanggungjawab.
Jika sudah begini tentu masyarakat harus pandai memilah. Mana saja informasi yang benar, mana yang bohong atau hoaks.
Mengutip dari http//htps/antara.co.id, kabar terbaru kini Twitter tak lagi mengizinkan pengiklan di situsnya untuk menyangkal konsensus ilmiah mengenai perubahan iklim.
"Iklan tidak boleh mengganggu percakapan penting tentang krisis iklim," kata perusahaan dalam pernyataannya, dikutip dari The Associated Press, Senin 25 April.
Pengumuman mengenai pelarangan tersebut bertepatan dengan Hari Bumi, beberapa jam sebelum Uni Eropa menyetujui kesepakatan yang mengharuskan perusahaan teknologi besar memeriksa ujaran kebencian, disinformasi, dan konten berbahaya lainnya di situs mereka.
Diketahui, media sosial termasuk Twitter dan Facebook telah menjadi sasaran kelompok yang berusaha mempromosikan klaim menyesatkan tentang perubahan iklim.
Baca Juga: Anak Krakatau Tumbuh Makin Tinggi dan Besar
Twitter mengatakan bahwa dalam beberapa bulan mendatang, pihaknya akan memberikan lebih banyak informasi tentang rencana perusahaan untuk menyediakan ruang percakapan yang membahas iklim.