Meski Jerman Kirim Pasokan 50 Tank Leopard 1, Tentara Ukkraina Sulit Operasikan Secara Mendadak

- 12 April 2022, 14:39 WIB
Militer Ukraina masih  gagap operasikan tank Leopard 1 bikinan Jerman./Ilustrasi tank. /Pixabay/Pavlovox
Militer Ukraina masih gagap operasikan tank Leopard 1 bikinan Jerman./Ilustrasi tank. /Pixabay/Pavlovox /

SABA CIREBON – Pertempuran antara tentara Rusia dan Ukraina hingga saat ini masih terus berlangsung di berbagai kota  dan Jutaan rakyat Ukraina sudah menyingkir dari kota tempat tinggal  mereka ke berbagai negara tetangganya yang aman.

Sementara itu Rusia terus mengerahkan kekuatan bersenjatanya, sebaliknya negara-negara pendukung Ukraina juga tidak ketinggalan terus memasok persenjataan perang agar Ukraina dapat melawan invasi dan persenjataan perang  pasukan Vladimir Putin.

Tidak ketinggalan setelah Amerika kini Jerman sebagai nengara pendukung Ukraina mempersiapkan sejumlah peralatan tempur termasuk kendaraan-kendaraan lapis baja berupa tank canggih teknologi Leopard 1  yang akan dikirim ke Kiev.

Baca Juga: 10 Tempat Wisata Kuliner Bandung yang Wajib Dikunjungi

Sejumlah pihak mendesak Kanselir Jerman, Olaf Scholz untuk mengirimkan bantuan perang ke Ukraina.

Paling banyak disoroti adalah, Jerman harus segera mengirimkan bantuan perang berupa Tank Leopard 1 yang terkenal tangguh di medan tempur.

Meski desakan semakin kencang, Olaf Scholz belum menyetujui tentang kesepakatan untuk mengirimkan Tank Leopard 1.

Akan tetapi, meski Olaf Scholz belum menyetujui mengirimkan Tank Leopard 1, pihak otoritas koalisi di Jerman sudah menyetujui pengiriman tank.

Baca Juga: Pilihan Apartemen Terbaik di Jakarta untuk Anda yang Melakukan Perjalan Bisnis!

Pandangan lain yang bisa jadi pertimbangan soal pengiriman Tank Leopard 1 adalah militer Ukraina itu sendiri.

Hal itu diungkap CEO perusahaan pertahanan Jerman, Rheinmetall Armin Papperger.

Dia menyinggung,  pengiriman 50 tank membutuhkan waktu sekitar tiga bulan lamanya. Sementara semua sangat berharap perang segera berakhir.

“Tiga bulan kemudian baru tiba, dan perang mungkin sudah berakhir seperti yang diharapkan semua,” ucapnya memberi pandangan.

Baca Juga: 10 Hal dalam Keuangan yang Menjadi Tanda Stabilitas dan Financial Freedom, Yuk Capai Semuanya!

Dia berbicara tentang kemungkinan adanya pengiriman 50 tank Leopard 1 ke Ukraina atas desakan politik, bukan pada teknis.

"Bahwa kemauan politik diperlukan untuk mewujudkannya," katanya seperti dikutip dari  surat kabar lokal Handelsblatt pada Senin, 11 April 2022.

Rheinmetall Armin Papperger menjelaskan, secara teknis jika disetejui hari ini, maka militer Ukraina baru bisa mengoperasikannya tiga bulan mendatang.

Menurut laporan Rheinmetall Armin Papperger, pengiriman pertama tank bisa memakan waktu enam minggu untuk tiba di Ukraina.

Baca Juga: 5 Makanan Ini Punya Kalori Negatif yang Bisa Membakar Kalori, Dietmu Bisa Berhasil

"Sekarang setuju, maka militer Ukraina akan menerima semuanya dalam tiga bulan mendatang," katanya.

Setelah tank Leopard 1 tiba, Rheinmetall Armin Papperger mengatakan, militer Ukraina perlu dilatih khusus untuk menggunakannya.

Karena dikatakan Rheinmetall Armin Papperger, militer Ukraina sama sekali belum memiliki pengalaman memakai tank tersebut.

Baca Juga: Lirik Lagu Enemy dari Imagine Dragons dan JID, Baru Dirilis, Langsung Trending di YouTube

Rheinmetall Armin Papperger kemudian menjelaskan, personel Ukraina wajib mendapat pelatihan khusus untuk mengoperasikan dan memelihara tank Leopard 1.

"Untuk menjadi ahli waktu yang dibutuhkan sangar relatif. Tapi jika sekadar bisa dan menguasai sistem bisa seminggu, itu paling cepat," katanya.

"Tetapi tidak jelas bagaimana orang Ukraina akan diajarkan untuk mengoperasikan atau memelihara tank, serta berapa banyak saluran pasokan yang akan dikembangkan," ucapnya menambahkan.

Beberapa, menurut laporan War Zone, khawatir dengan seberapa cepat militer Ukraina akan dapat mengerahkan Leopard 1 setelah menerima bantuan.

Kata dia, mengingat Ukraina tidak memiliki pengalaman kelembagaan dalam mengoperasikan dan memelihara tank jenis ini.***

Editor: Otang Fharyana

Sumber: Handelsblatt


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah