Putus Komunikasi dengan Korsel, Korut Merasa Tak Bermartabat Usai Pembelot Bebas ke Demiliterasi

- 9 Juni 2020, 12:30 WIB
Zona Demiliterisasi yang membagi Korea Utara dan Selatan adalah salah satu tempat paling berbenteng di dunia.*
Zona Demiliterisasi yang membagi Korea Utara dan Selatan adalah salah satu tempat paling berbenteng di dunia.* /AFP/

PR CIREBON - Pemutusan akses komunikasi ke Korea Selatan dilakukan Korea Utara baru-baru ini, sekaligus menjadi tanda hubungan dua Korea kembali memanas.

Ini pun juga menjadi tanda kemunduran hubungan kedua negara tersebut. Meskipun, Korea Selatan diketahui tengah berupaya membujuk Korea Utara untuk melepaskan program senjata nuklirnya dengan imbalan bantuan atas sanksi internasional yang keras.

Seperti yang diberitakan Pikiran Rakyat, keputusan ini diambil Korea Utara usai tersebarnya selebaran anti-Korea Utara yang berlangsung tanpa henti hingga menembus perbatasan demiliterasi.

Melansir Kantor Berita Korea Utara (KCNA), ditemukan rilis berita yang menyatakan Korea Utara sangat marah karena Korea Selatan membiarkan para pembelot melakukan itu dan mencoreng martabat pemimpin tertinggi Korut.

Atas alasan itulah, keputusan menutup semua kontak dengan Seoul diambil, termasuk dengan memutus hotline yang sudah disediakan sejak saling berdamai.

"Saluran komunikasi reguler sangat dibutuhkan selama krisis, dan untuk alasan itu Korea Utara memotongnya untuk menciptakan suasana risiko yang tinggi," demikian bunyi narasi yang diunggah Daniel Wertz yang merupakan Komite Nasional Korea Utara yang berbasis di AS dalam akun Twitternya.

Lebih lanjut, kegiatan pemutusan itu berlangsung pada Selasa, 9 Juni 2020 siang ini. Terbukti dengan Korea Utara akan menutup jalur komunikasi di kantor penghubung antar-Korea dan hotline antara dua militer dan kantor kepresidenan.

Dengan demikian, jelas sudah bahwa orang-orang Korea Utara merasa marah dengan perilaku licik dari otoritas Korea Selatan yang semaunya tersebut.

"Kami telah mencapai kesimpulan bahwa tidak perlu duduk berhadap-hadapan dengan pihak berwenang Korea Selatan dan tidak ada masalah untuk berdiskusi dengan mereka, karena mereka hanya membangkitkan kekecewaan kami," tulis KCNA dalam rilisnya.

Adapun dalam beberapa hari terakhir, Korea Utara mengecam Korea Selatan dengan mengancam akan menutup kantor penghubung antar-Korea dan proyek-proyek lainnya karena Korea Selatan tidak menghentikan pembelot mengirim selebaran dan materi lainnya ke Korea Utara.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x