Cegah Warga Konsumsi Kelelawar dan Ular Lagi, Tiongkok Putuskan Ekspor Semua Hewan Primata

- 13 April 2020, 19:35 WIB
VIRUS Corona atau COVID-19 sejauh ini diduga penyebarannya berasal dari hewan kelelawar, hewan yang menjadi salah satu menu wajib bagi warga Tiongkok.*
VIRUS Corona atau COVID-19 sejauh ini diduga penyebarannya berasal dari hewan kelelawar, hewan yang menjadi salah satu menu wajib bagi warga Tiongkok.* /AFP/

PIKIRAN RAKYAT- Kemunculan pandemi virus corona di Tiongkok, sering dikaitkan dengan kebiasaan warganya mengonsumsi hewan primata seperti ular, kelelawar, dan kura-kura, kabar itu menyeruak seiring dengan maraknya penyebaran virus corona di dunia.

Namun hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari para ilmuwan yang membenarkan praduga masyarakat dunia tersebut, tetapi berdasarkan tempat pertama ditemukannya orang terinfeksi Covid-19 memang berasal dari pasar hewan makana laut Hunana, Wuhan.

Dilansir dari South China Morning Post, papan iklan di pasar tersebut, mencantumkan gambar rubah, buaya, anjing, serigala, salamander, ular, tikus, burung merak, kelelawar landak, bahkan koala, pasar Huanan menjual lebih dari 112 jenis hewan hidup dan mati.

Baca Juga: Hampir 22 Jam, Berikut 7 Negara yang Memiliki Durasi Ibadah Puasa Terpanjang di Dunia

Menindaklanjuti hal ini, Pejabat Tiongkok telah memutuskan untuk mengekspor ular dan hewan eksotis lainnya ke luar negeri guna mengurangi tingkat konsumsi masyarakat, meskipun sejak awal munculnya Covid-19 pemerintah telah melarang mengonsumsinnya.

Dilansir PikiraRakyat-Cirebon.com dari situs New York Post, Kementerian Keuangan telah mengeluarkan insentif baru untuk mengeluarkan makhluk-makhluk itu dari Tiongkok.

Dengan menawarkan potongan pajak pengiriman produk hewani seperti ular dan kura-kura yang bisa dimakan, daging primata, dan tanduk badak.

Baca Juga: Marak Dijual dan Digunakan, Kadinkes Cirebon: Masker Berbahan Kain Sudah Sesuai Standar

Mengingat, virus corona yang mematikan ini, diyakini telah muncul pada akhir Desember dari hewan liar di pasar di pusat kota Wuhan, Tiongkok.

Ular dan kelelawar sama-sama dipandang sebagai hewan tempat inang virus corona bersembunyi dan berkembang, yang kini telah menyebar ke lebih dari 1,7 juta orang di seluruh dunia.

Kongres Rakyat Nasional, memberlakukan larangan pada akhir Februari atas penjualan dan konsumsi hewan liar, seperti kelelawar dan ular, sebab mengklaim masalah itu telah menjadi masalah kesehatan, menurut Wall Street Journal.

Baca Juga: Pemain Singgung Soal Corona, Drama Seri Percintaan Thailand '2gether' Terancam di Boikot

"Masalah menonjol dari memakan hewan liar secara sembarangan dan risiko potensial terhadap kesehatan masyarakat telah menimbulkan keprihatinan publik yang luas," ujar seorang juru bicara pada saat itu, menurut otoritas kesehatan tersebut.

Sementara itu, insentif pajak baru untuk mendorong penjualan satwa liar di luar negeri telah menimbulkan kekhawatiran dalam laporan kongres baru.

Layanan Penelitian Kongres AS, yang tengah bekerja pada analisis non-partisan untuk Kongres, mengatakan upaya untuk mendorong penjualan hewan liar di luar negeri, sementara dilarang di Tiongkok, dapat menyebarkan risiko ke pasar global lain, menurut surat kabar itu.

Baca Juga: Mitos atau Fakta: Tidur Setelah Makan Membuat Badan Gemuk, Simak Penjelasan Lengkapnya

Sehingga kebiasaan konsumsi hewan primata ini juga akan menjadi tradisi negara yang akan menerima hewan ekspor dari Tiongkok tersebut.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: New York Post South China Morning Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x