Namun kasus seorang pria Inggris yang menularkan virus kepada setidaknya 11 orang lainnya dengan keadaan tanpa pernah berada di Tiongkok, inilah yang menimbulkan ketakutan akan fase baru penularan di luar negeri.
Pria berusia 53 tahun yang dijuluki ‘penyebar super’ oleh sejumlah media Inggris, mengatakan pada Selasa lalu bahwa ia telah pulih sepenuhnya, tetapi tetap berada di ruang isolasi di sebuah rumah sakit di pusat kota London.
Padahal, kebanyakan kasus corona yang terjadi di luar negeri melibatkan orang-orang yang pernah berada di Kota Wuhan yang menjadi tempat awal kemunculan virus itu pada akhir tahun lalu atau orang yang terinfeksi oleh orang lain yang pernah berada di Kota Wuhan.
Namun ternyata, pria Inggris itu tertular virus saat menghadiri konferensi di Singapura dan mulai menularkannya ke beberapa rekan senegaranya saat berlibur di Pegunungan Alpen Prancis dan berakhir dengan diagnosa positif corona saat kembali di Inggris.
Baca Juga: Absen di Beberapa Kejuaraan Dunia, Atlet Tiongkok Hindari Prasangka Buruk Masyarakat Dunia
“Deteksi sejumlah kecil kasus ini bisa menjadi percikan yang menjadi api yang lebih besar, sehingga Saya mendesak negara-negara seluruh untuk mengambil langkah-langkah dini untuk mencegah wabah yang lebih besar” ujar Tedros.
Sementara, Michael Ryan sebagai Pemimpin Program Kedaruratan Kesehatan WHO menyampaikan ketidaksetujuannya bahwa, masih terlalu dini untuk menyebut konferensi Singapura sebagai acara penyebaran super virus corona.
Kumpulan kasus terbesar di luar Tiongkok berada di atas kapal pesiar Diamond Princess yang ditambatkan di Pelabuhan Jepang, saat itu sekitar 135 orang telah didiagnosis positif corona.
Baca Juga: Wasit Italia Dihukum Satu Tahun karena Kiper yang Dia Kartu Merah Masuk Rumah Sakit