Pasalnya, Inggris akan menghadapi kekurangan tenaga kerja dan mengalami kenaikan harga energi.
Tak hanya itu, Pemerintah Prancis juga telah meninjau bahwa sanksi pada putaran kedua serta tidak mengecualikan ekspor listriknya ke Inggris.
Hingga meninggalkan Uni Eropa pada beberapa tahun lalu, yakni 31 Januari 2020.
"Ini bukan perang, tapi ini pertarungan," kata Menteri Kelautan Prancis Annick Girardin kepada radio RTL.
Namun, Menteri Urusan Eropa Clement Beaune telah mengatakan Prancis akan bersikap tegas dalam hal ini.
"Jadi sekarang, kita perlu berbicara dengan bahasa yang kuat karena tampaknya itulah satu-satunya hal yang dipahami oleh pemerintah Inggris ini," tutur Beaune kepada saluran berita CNews.
"Ancaman Prancis mengecewakan dan tidak proporsional dan tidak seperti yang kami harapkan dari sekutu dan mitra dekat," ujar juru bicara Pemerintah Inggris.***