Lakukan Pembicaraan dengan AS dan Uni Eropa, Taliban Ungkap Soal Diskusi Positif

- 11 Oktober 2021, 11:00 WIB
Taliban mengungkapkan bahwa diskusi yang dilakukan dengan AS dan Uni Eropa, keduanya bersifat positif.
Taliban mengungkapkan bahwa diskusi yang dilakukan dengan AS dan Uni Eropa, keduanya bersifat positif. /Reuters

PR CIREBON – Perwakilan senior Taliban mengatakan pihak mereka telah melakukan diskusi positif dengan delegasi dari Amerika Serikat (AS) di ibukota Qatar, Doha.

Selain itu, Taliban juga mengungkapkan bahwa mereka telah memulai pertemuan dengan perwakilan dari Uni Eropa.

Pertemuan tatap muka tersebut merupakan yang pertama kali antara kedua belah pihak sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus lalu.

Baca Juga: Pemerhati Budaya dan Komunikasi Digital Bagikan Tips Cegah Hoaks

Saat itu, pemerintah Presiden Ashraf Ghani yang didukung Barat runtuh ketika pasukan AS mulai menarik diri dari Afghanistan.

Pasukan AS terakhir menarik diri dari Afghanistan pada 30 Agustus, mengakhiri pendudukan militer selama 20 tahun.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera, AS tidak memberikan rincian apa pun saat pembicaraan berakhir pada wartawan, tetapi delegasi Afghanistan mengatakan pembicaraan dua hari itu positif.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 11 Oktober 2021: Libra, Scorpio, dan Sagitarius Hari Ini Sebuah Kesempatan Mungkin Datang

Selain itu, Taliban juga berharap pertemuan tersebut membuka jalan bagi pengakuan pemerintah Afghanistan, tidak hanya oleh Amerika Serikat, tetapi juga masyarakat internasional.

Delegasi Afghanistan, yang dipimpin oleh pejabat menteri luar negeri, Mullah Amir Khan Muttaqi, juga datang ke Doha untuk mencari bantuan keuangan yang datang dengan pengakuan internasional.

Dia meminta AS untuk mengakhiri sanksi ekonomi dan untuk mencairkan aset senilai triliunan rupiah.

Baca Juga: 6 Jenis Jus yang Bantu Merawat Kesehatan Kulit Wajah, Salah Satunya Jus Pepaya

Kelompok itu mengatakan perlu membayar pegawai pemerintah dan memberikan layanan kepada warga Afghanistan di tengah krisis ekonomi dan kemanusiaan yang membayangi.

AS belum mengomentari pertemuan tersebut. Tetapi seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa pembicaraan itu bukan tentang mengakui atau melegitimasi Taliban sebagai pemimpin Afghanistan.

Akan tetapi, pertemuan merupakan kelanjutan dari pembicaraan pragmatis tentang isu-isu kepentingan nasional bagi AS.

Baca Juga: 5 Pemain Utama Persib Absen, Robert Alberts Telah Siapkan Pemain yang Setara

Dia mengatakan prioritasnya adalah melanjutkan keberangkatan yang aman dari Afghanistan, warga negara AS dan warga negara asing lainnya dari Afghanistan.

“Tujuan lain adalah untuk mendesak Taliban untuk menghormati hak-hak semua warga Afghanistan, termasuk perempuan dan anak perempuan, dan membentuk pemerintahan yang inklusif dengan luas,” ungkapnya.

Meskipun Taliban telah mengisyaratkan fleksibilitas pada evakuasi, mereka mengatakan tidak akan ada kerja sama dengan AS untuk menahan kelompok-kelompok bersenjata di Afghanistan.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Radiasi dari WiFi dan Gadget Sebabkan Kanker Darah?

Perjanjian AS-Taliban tahun 2020 menuntut agar Taliban memutuskan hubungan dengan kelompok-kelompok teroris dan menjamin Afghanistan tidak akan lagi menampung teroris yang dapat menyerang Washington dan sekutunya.

Sedangkan kelompok Afghanistan telah menuntut agar para pemimpin seniornya dikeluarkan dari daftar teror, menuduh AS melanggar perjanjian Doha, yang membuka jalan bagi penarikan AS.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x