'Bapak Bom Nuklir Pakistan' Abdul Qadeer Khan Meninggal Dunia pada Usia 85 Tahun

- 10 Oktober 2021, 22:00 WIB
Dr. Abdul Qaderr Khan, 'bapak bom nuklir Pakistan' meninggal dunia di usia 85 tahun.
Dr. Abdul Qaderr Khan, 'bapak bom nuklir Pakistan' meninggal dunia di usia 85 tahun. /Instagram.com/@dr.arifalvi

PR CIREBON- Pada Minggu, 10 Oktober 2021, Abdul Qadeer Khan yang dijuluki sebagai "bapak bom nuklir Pakistan" dilaporkan meninggal pada usia 85 tahun.

Pihak berwenang Pakistan mengatakan Abdul Qadeer Khan meninggal setelah dirawat di rumah sakit karena Covid-19.

Abdul Qadeer Khan, ilmuwan atom itu dipuji sebagai pahlawan nasional karena mengubah Pakistan menjadi kekuatan nuklir Islam pertama di dunia.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Karier Keuangan 10 Oktober 2021: Capricorn Waktunya Perubahan, Gemini Ada Hal yang Menghambat

Namun, oleh Barat, Abdul Qadeer Khan dianggap sebagai pemberontak berbahaya yang bertanggung jawab atas penyelundupan teknologi ke negara-negara jahat.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Korea Times, dia meninggal setelah dipindahkan ke Rumah Sakit KRL di Islamabad dengan masalah paru-paru, lapor penyiar milik pemerintah PTV.

Diketahui, Khan telah dirawat di rumah sakit yang sama pada Agustus dengan Covid-19.

Baca Juga: Sang Istri Ulang Tahun, Juragan 99 Hadiahi 101.091 Tangkai Bunga Mawar

Setelah diizinkan pulang beberapa minggu yang lalu, ia kemudian dipindahkan kembali ke rumah sakit setelah kondisinya memburuk.

Dalam sebuah cuitan di akun media sosial Twitter, Presiden Pakistan Arif Alvi mengatakan bahwa dia sangat sedih mengetahui kabar meninggalnya Dr. Abdul Qadeer Khan, yang dia kenal secara pribadi sejak tahun 1982.

"Dia membantu kami mengembangkan pencegahan nuklir yang menyelamatkan bangsa dan negara tidak akan pernah melupakan jasanya," tutur Arif Alvi.

Baca Juga: Alami Kondisi Langka, Remaja 16 Tahun di Filipina Ini Terlihat 4 Kali Lebih Tua

Khan dipuji karena membawa Pakistan setara dengan saingan berat India di bidang atom dan membuat pertahanannya "tak tertembus".

Tapi dia menemukan dirinya di garis bidik internasional ketika dia dituduh secara ilegal berbagi teknologi nuklir dengan Iran, Libya dan Korea Utara.

Khan ditempatkan di bawah tahanan rumah yang efektif di ibu kota Islamabad pada tahun 2004 setelah dia mengaku menjalankan jaringan proliferasi ke tiga negara.

Baca Juga: Presiden Tiongkok Xi Jinping Serukan Reunifikasi 'Damai' dengan Taiwan

Pada tahun 2006 Khan terkena kanker prostat, tetapi pulih setelah operasi.

Kemudian, pengadilan mengakhiri tahanan rumahnya pada Februari 2009, tetapi pergerakan Khan dijaga ketat, dan dia didampingi oleh pihak berwenang setiap kali dia meninggalkan rumahnya di sektor kelas atas di Islamabad.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: Korea Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x