Sempat Dinyatakan Berakhir oleh WHO, Kasus Positif Ebola di Kongo Kembali Ditemukan

- 10 Oktober 2021, 11:45 WIB
Ilustrasi virus ebola. Kongo kembali menemukan satu kasus positif Ebola setelah sebelumnya sempat dinyatakan berakhir oleh WHO.
Ilustrasi virus ebola. Kongo kembali menemukan satu kasus positif Ebola setelah sebelumnya sempat dinyatakan berakhir oleh WHO. /Padrinan/Pixabay

PR CIREBON – Wabah Ebola yang menjadi epidemi di Republik Demokratik Kongo atau RDC telah dinyatakan berakhir oleh WHO pada 5 bulan yang lalu.

Akan tetapi, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera, kini wabah Ebola di Kongo justru muncul kembali, dengan satu kasus yang dikonfirmasi.

Penderita Ebola di Kongo tersebut merupakan bocah lelaki berusia tiga tahun, yang dinyatakan positif di dekat kota timur Beni, salah satu pusat wabah 2018-2020.

Baca Juga: Tekanan Militer dari Tiongkok Terus Meningkat, Tsai Ing-wen Janjikan Kedaulatan dan Demokrasi Taiwan

Bocah itu meninggal karena penyakit tersebut pada Rabu, 6 Oktober 2021, menurut Menteri Kesehatan Kongo, Jean Jacques Mbungani mengatakan dalam sebuah pernyataannya Jumat, 9 Oktober 2021 waktu setempat.

Tidak segera diketahui apakah kasus itu terkait dengan wabah 2018-2020 yang menewaskan lebih dari 2.200 orang di Kongo timur.

Wabah Ebola pada 2018-2020 itu merupakan yang paling mematikan kedua dalam catatan, atau wabah yang menewaskan enam orang tahun ini.

Baca Juga: Sejarah Hari Kesehatan Mental Sedunia, Awalnya Tak Memiliki Tema Khusus

Sekitar 100 orang, yang diduga telah terpapar virus, telah diidentifikasi dan akan dipantau untuk melihat apakah mereka mengalami gejala.

Sebuah laporan internal dari laboratorium biomedis Kongomengatakan bahwa tiga tetangga balita di lingkungan Butsili yang padat penduduknya juga menunjukkan gejala yang konsisten dengan Ebola bulan lalu dan meninggal, tetapi tidak ada yang diuji.

Terkait hal itu, WHO merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa mereka bekerja dengan otoritas kesehatan untuk menyelidiki kasus ini.

Baca Juga: Simak, Ini Dia 5 Cara Kreatif untuk Membuat Rambut Pendek Tanpa Memotongnya

Kongo telah mencatat 12 wabah sebelumnya sejak penyakit itu ditemukan di hutan khatulistiwa dekat Sungai Ebola pada tahun 1976.

Ebola menyebabkan muntah dan diare parah, dan menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh.

Penyakit ini muncul kembali pada bulan Februari di daerah Kivu Utara yang, antara Agustus 2018 dan Juni 2020, mengalami wabah Ebola terbesar dalam sejarah negara itu, yakni 3.470 infeksi dan 2.287 kematian.

Baca Juga: Ramalan Kartu Tarot 10 Oktober 2021: Sagitarius Ada Kenangan Melekat, Capricorn Bersiap untuk Pertempuran

Pakar kesehatan mengatakan bukan hal yang aneh jika kasus sporadis terjadi setelah wabah besar.

Hal itu karena partikel virus dapat tetap ada selama berbulan-bulan setelah pemulihan dari infeksi.

Penyakit ini biasanya membunuh sekitar setengah dari mereka yang terinfeksi meskipun pengobatan yang dikembangkan di Afrika Barat telah secara signifikan mengurangi tingkat kematian ketika kasus terdeteksi dini.

Baca Juga: Nycta Gina Akui Rela Tak Ada Foto Keluarga di Sudut Rumah : Nggak Boleh Dibolongin!

Dua vaksin yang sangat efektif juga telah digunakan untuk menahan wabah sejak saat itu.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x