Juru bicara PBB Stephanie Tremblay mengungkapkan bahwa Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres merasa terkejut dengan pengusiran itu.
“Kami sekarang berdialog dengan pemerintah Ethiopia dengan harapan bahwa pejabat PBB yang bersangkutan akan diizinkan untuk melanjutkan pekerjaan penting mereka,” kata Tremblay.
Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera, langkah pemerintah Ethiopia tersebut menyebabkan kekhawatiran yang sangat mendalam di PBB.
Secara terpisah, AS mengatakan akan menjatuhkan sanksi terkait dengan tidak adanya kemajuan signifikan di Ethiopia, menurut sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki.
Sebelumnya dalam sebuah briefing dengan wartawan, Psaki mengatakan pemerintah Biden mengutuk langkah pemerintah Ethiopia untuk mengusir pejabat PBB.
Pertempuran di wilayah Tigray utara Ethiopia telah berkecamuk antara pasukan federal dan mereka yang bersekutu dengan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) sejak November 2020.
Ribuan orang tewas dalam konflik yang ditandai dengan pemerkosaan massal, pengusiran massal dan penghancuran pusat-pusat medis.
Sebelumnya, kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengatakan blokade selama hampir tiga bulan di Tigray oleh pemerintah Ethiopia membatasi pengiriman bantuan hingga 10 persen dari apa yang dibutuhkan.