Presiden Tunisia Sebut Negaranya Dijalankan oleh 'Mafia': Saya Tak akan Terlibat dalam Dialog dengan Pencuri

- 15 September 2021, 22:00 WIB
Presiden Tunisia kais Saied dalam video yang diunggah di halaman Facebook kepresidenan menuturkan bahwa negranya dijalankan oleh 'mafia'.
Presiden Tunisia kais Saied dalam video yang diunggah di halaman Facebook kepresidenan menuturkan bahwa negranya dijalankan oleh 'mafia'. /Instagram.com/@kais_saied_president

PR CIREBON- Pada Selasa, 14 September 2021, Presiden Tunisia Kais Saied mengatakan bahwa negaranya dijalankan oleh "mafia" dan berjanji untuk memerangi politisi korup.

Dalam sebuah unggahan di akun Facebook miliknya, Presiden Kais Saied mengatakan Tunisia merupakan negara dengan dua rezim.

"Ini adalah negara dengan dua rezim, rezim nyata, rezim institusi, dan rezim nyata, mafia yang memerintah Tunisia," kata Presiden Tunisia kais Saied dalam video yang diunggah di halaman Facebook kepresidenan.

Baca Juga: Rating Episode Terbaru Drakor Naik Tipis, Berikut Ini Link Nonton Episodenya

"Saya tidak akan terlibat dalam dialog dengan pencuri," tambahnya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Malay Mail.

Kais Saied, seorang ahli teori hukum dan mantan profesor hukum, terpilih pada 2019 dan telah menyebut dirinya sebagai penafsir utama konstitusi.

Dia menggunakan kekuasaan itu pada 25 Juli untuk memecat perdana menteri, membekukan parlemen dan mencabut kekebalan anggota parlemen.

Baca Juga: Jelang Hari Santri, Menag Sebut Presiden Jokowi Beri Kado Besar untuk Pesantren

Tak hanya itu, ia pun mengambil alih semua kekuasaan eksekutif dan kekuasaan kehakiman.

Perebutan kekuasaannya terjadi di tengah pertikaian legislatif kronis yang telah melumpuhkan pemerintahan.

Hal itu diikuti oleh gerakan anti-korupsi yang mencakup penahanan, larangan bepergian, dan tahanan rumah bagi para politisi, pengusaha, dan pejabat pengadilan.

Baca Juga: Veteran Berusia 103 Tahun Ini Tidak Diberi Makan 2 Hari Selama di Rumah Sakit, Sebut Adanya Miskomunikasi

Meskipun ada tuntutan berulang dari partai politik, Kais Saied belum menunjuk pemerintahan baru atau mengungkapkan peta jalan menuju normalisasi.

Selama akhir pekan dia mengatakan akan segera ada pencalonan untuk pemerintahan baru dan berbicara tentang reformasi konstitusi.

"Pemerintah (baru) akan datang. Tetapi kita perlu tahu kebijakan apa yang akan diterapkan. Tujuannya adalah untuk memenuhi tuntutan rakyat Tunisia," ujarnya.

Baca Juga: Penuh Kesegaran, Simak 4 Langkah Mudah Resep Tar Lemon yang Enak

"Berurusan dengan pencuri atau pengkhianat tidak mungkin," tambahnya.

Tetapi beberapa orang Tunisia, jengkel dengan kelas politik mereka dan korupsi yang mereka rasakan.

Media Tunisia berspekulasi bahwa Kais Saied mungkin akan mengumumkan pemerintahan sementara yang diikuti dengan revisi konstitusi, yang akan diajukan ke referendum nasional, sebelum mengadakan pemilihan legislatif.

Baca Juga: Film Hacksaw Ridge Tayang di Trans TV Hari Ini, Berikut Jadwal dan Spoiler Filmnya

Dia telah membenarkan keputusannya baru-baru ini dengan mengutip Pasal 80 konstitusi, yang mempertimbangkan langkah-langkah luar biasa dalam kasus "bahaya yang akan segera terjadi" terhadap keamanan nasional.

Partai Ennahdha yang diilhami Islam, blok terbesar di parlemen dan saingan utama Saied, mengatakan "dengan tegas menolak" setiap penangguhan konstitusi atau "perubahan sistem politik, termasuk melalui referendum".***

Editor: Arman Muharam

Sumber: Malay Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x