PR CIREBON - Menteri Luar Negeri Tunisia menelepon rekan-rekannya di Turki, Prancis, Italia, Jerman, Uni Eropa dan Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia pada Rabu, 28 Juli 2021.
Tujuan Menlu Tunisia menghubungi mereka usai Presiden Kais Saied membekukan parlemen dan membubarkan pemerintah.
Menlu Tunisia menambahkan bahwa dia menjelaskan tindakan luar biasa itu bersifat sementara.
Baca Juga: Aniaya Tetangga Gegara Kotoran Hewan Hingga Tewas, Pria Ini Akhirnya Dibekuk Polisi
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Arabiya, juga bahwa rekan-rekannya berjanji untuk terus mendukung demokrasi muda.
Presiden Tunisia Kais Saied menggulingkan pemerintah dan menangguhkan parlemen dengan bantuan dari tentara.
Langkah tersebut mendapat kecaman dan disebut sebagai kudeta oleh partai-partai utama negara itu, termasuk partai Islam Ennahda.
Baca Juga: SM Entertainment Jelaskan Konsep Project Red Velvet Queens Mystic, Comeback atau Perayaan Hari Jadi?
Dia memperluas beberapa langkah yang ada yang bertujuan untuk melawan pandemi, termasuk dikenakannya jam malam dan larangan perjalanan internal.